“Saya ingin bermanfaat bagi orang lain. Tidak menyusahkan orang lain dengan hambatan saya.”
Dengan penuh semangat dan percaya diri, Muqit seorang pelajar dengan disabilitas daksa menunjukan keinginan untuk bermanfaat bagi orang lain. Muqit adalah satu dari satu juta lebih anak dan orang dewasa yang menjadi bagian dari cerita perubahan bersama Save the Children Indonesia pada tahun 2023.
Sepanjang tahun 2023, dengan dukungan berbagai mitra, melalui berbagai program di bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak, kami telah berhasil membawa perubahan positif bagi lebih dari satu juta orang, termasuk anak-anak di 1.877 desa di 16 provinsi di Indonesia. Sementara itu, dalam periode rencana strategis Save the Children Indonesia 2022-2024, program-program kami telah tersebar di 3.179 desa di 21 provinsi.
Tahun 2023 telah berakhir dan menyisakan kisah bagi kita. Tahun dengan penuh tantangan. Namun, seperti halnya Muqit, di balik setiap tantangan juga membawa semangat perubahan yang menginspirasi kita semua.
Inilah edisi spesial buletin Save the Children Indonesia, Kaleidoskop Cerita Perubahan. Kami mengajak anda menjelajahi serangkaian cerita inspiratif – tentang perubahan, kolaborasi, dan perjuangan tidak menyerah terhadap keterbatasan untuk memastikan terpenuhinya hak-hak anak di Indonesia.
Temukan cerita inspiratif lainnya, seperti semangat kebaikan Muqit.
Selamat membaca.
Shauma, anak usia 19 bulan di sebuah desa di Sumedang, Jawa Barat, pernah dikategorikan stunting. Perubahan itu akhirnya terjadi lewat upaya kolaboratif berbagai pihak di desa.
Ratna biasanya cuci tangan dan sikat gigi setiap hari sekadarnya saja. Setelah menyimak pesan dari kawannya, dokter kecil di sekolah, ia mulai mengubah kebiasaan tersebut.
“Awalnya, saya merasa sedikit terbebani dengan pengisian logsheet setiap hari. Tapi seiring berjalan waktu, ini menjadi semacam ritual yang membantu kami lebih sadar akan kebersihan,” tutur ibu Faiz.
Ringgo memprotes kebiasaan di keluarganya yang buang air besar di sekitar rumah. Orang tua Ringgo semakin tergerak untuk memiliki jamban.
Bermula dari konferensi Commission on the Status of Women, anak-anak dan orang muda CYAN ikut melakukan riset persepsi remaja terhadap kesehatan reproduksi dan seksual serta kesehatan mental.
Annisa dan warga lain biasanya mengandalkan jamban cemplung di sungai. Sebagai ketua kelompok VSLA, Annisa mengaku malu jika tak memiliki jamban septik tank sendiri.
Cita-cita besar membuat Riyan, Salwa, dan Zahra tetap bersemangat sekalipun harus berpindah-pindah tempat belajar. Selama setahun pasca bencana gempa Cianjur 2022, mereka belajar di tenda hingga gazebo.
Bunga dan Wulan mengikuti pelatihan kesiapsiagaan bencana dari sekolahnya, yang mengikuti program Satuan Pendidikan Aman Bencana. Sekalipun bencana alam tidak dapat diprediksi, mereka kini tahu bagaimana cara menyelamatkan diri jika gempa terjadi.
Setelah mendapatkan bantuan modal usaha, Fega mendapatkan penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sekolah anaknya, RD yang disabilitas. Dukungan ini berpengaruh terhadap prestasi RD di sekolah.
Kiprah kelompok PATBM tidak selalu soal isu kekerasan anak. Di desa tempat Lionel dan Diva tinggal, para pengurus PATBM mengaktifkan lagi kelompok belajar untuk membantu anak-anak memiliki kegiatan positif.
Langit* dan Bulan* belum pernah bersekolah dan tidak punya kartu identitas. Lewat perjuangan gigih kelompok PATBM, mereka kini punya cerita baru.
Intan* dan ayahnya tidak akrab, hingga ia kabur dari rumah karena suatu hal. Kelompok PATBM menangani kasus ini, membantu memulihkan keharmonisan hubungan keluarga.
Vita*, seorang ibu di Luwu Utara, menghadapi kesulitan tatkala anaknya yang baru berumur 40 hari sakit dan perlu mendapatkan penanganan khusus di rumah sakit. Anaknya bisa mendapatkan jaminan kesehatan nasional, tetapi belum terdata. Kelompok PATBM membantunya.
Bagikan laman Kaleidoskop Cerita Perubahan 2023 ini: