Guru dan Murid Menggunakan Gazebo untuk Belajar

Kisah Riyan, Salwa, dan Zahra Bersemangat Belajar di Gazebo yang Multifungsi

Cerita Perubahan

Cita-cita yang besar membuat Riyan, Salwa, dan Zahra tetap bersemangat sekalipun harus berpindah-pindah tempat belajar. Selama setahun pasca bencana gempa Cianjur 2022, mereka belajar di tenda hingga gazebo, sembari menunggu gedung sekolah direnovasi. 

Riyan, Salwa, dan Zahra adalah murid di salah satu SMP di Cianjur, Jawa Barat. Gempa di Cianjur pada 21 November 2022 berdampak pada rusaknya gedung sekolah serta sarana pendukungnya. 

Riyan, Salwa, dan Zahra becerita saat gempa terjadi. Saat itu, mereka sedang berada di sekolah, mengikuti mata pelajaran masing-masing. Gempa membuat beberapa ruang kelas di sekolahnya rusak. Berikutnya, mereka terpaksa belajar di tenda selama beberapa pekan. Tenda belajar sementara ini tersedia atas dukungan dari Save the Children. 

Namun suatu hari, terjadi hujan lebat yang membuat tenda ini rusak. Alhasil mereka harus menggunakan tenda darurat lain yang dibangun dari bambu, sebelum kemudian berpindah ke gazebo kayu. 

Save the Children membantu memulihkan kehidupan anak-anak terdampak gempa di Cianjur, termasuk Riyan, Salwa, dan Zahra, dengan memberikan fasilitas ruang belajar sementara berupa tenda dan gazebo bagi beberapa SMP. Dengan bantuan ini, anak-anak dan guru dapat tetap melanjutkan proses belajar mengajar dalam keadaan darurat. 

Nanang, kepala SMP tempat mereka belajar, menyatakan bantuan ini sangat bermanfaat. Dia bercerita, gazebo tidak hanya membuat anak-anak dapat belajar dengan lebih nyaman, tetapi juga dimanfaatkan sebagai ruang guru dan tempat anak-anak melakukan kegiatan ekstra kurikuler. Zahra bercerita, gazebo ini juga pernah dimanfaatkan sebagai tempat perayaan LDKS (latihan dasar kepemimpinan siswa) yang diselenggarakan oleh organisasi siswa. 

“Kadang-kadang kalau ada ekstrakurikuler, kami lakukan di gazebo juga. Kemarin yang saya lihat eskul seni suara pernah latihan di gazebo, eskul lain juga pernah menggunakan gazebo ketika pulang sekolah. Rapat-rapat osis juga sempat dilakukan di sana,” urai Nanang.

Riyan, Salwa, dan Zahra mengaku pengalaman berpindah belajar di sekolah darurat adalah pengalaman yang berarti bagi mereka. Saat kembali ke sekolah, mereka sangat senang karena dapat belajar dengan lebih produktif dan dapat bertemu lebih sering dengan teman-temannya. 

“Senang. Mungkin yang menyemangati kami untuk belajar di kondisi seperti itu karena sebelumnya, waktu gempa, sekolah sempat diliburkan dulu. Jadi, ketika sekolah masuk, saya senang karena bisa bertemu teman-teman lagi. Yang bikin semangat ya teman-teman,” ungkap Riyan.

Semangat menggapai cita-cita dan fokus akan masa depan mereka adalah salah satu alasan utama yang memotivasi mereka terus belajar. •

Teks: Raisya Shifra, Purba Wirastama
Foto: Raisya Shifra / Save the Children
Skip to content scroll to top button