Dalam rangka mendukung transformasi layanan primer kesehatan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Kementerian Kesehatan, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Universitas Gadjah Mada (PKMK UGM), dan Save the Children Indonesia menggelar Webinar Nasional dengan tema “Penguatan Penganggaran di Desa melalui Desa Peduli Kesehatan dan Desa Siaga”. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan layanan kesehatan di desa-desa Indonesia.
Sugito, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, menekankan pentingnya webinar ini untuk mempersiapkan Indonesia menuju 2045. “Indonesia akan menghadapi Indonesia Emas 2045 dengan bonus demografi di mana usia produktif lebih tinggi. Persiapan kesehatan harus mulai dari sekarang sebagai investasi untuk generasi mendatang. Kesehatan adalah persoalan multisektor yang memerlukan kolaborasi dari berbagai lembaga yang berintegrasi ke desa,” ujarnya.
“Kami memastikan pemenuhan hak anak, termasuk di bidang kesehatan. Beberapa program kami telah menghasilkan draft panduan penganggaran yang kami susun bersama PKMK UGM. Panduan ini lebih baik mendapatkan endorse oleh pemerintah pusat untuk keberhasilan implementasinya,” kata Tata Sudrajat, Chief of Advocacy, Campaigns, Communications and Media (ACCM) Save the Children Indonesia.
Transformasi Kesehatan di Desa
Sejak tahun 2023, di bawah arahan Menteri Kesehatan menetapkan transformasi kesehatan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memperluas aksesibilitas, dan mengurangi disparitas kesehatan antar wilayah. Enam pilar transformasi kesehatan, termasuk transformasi layanan primer yang berfokus pada upaya promotif dan preventif, menjadi fondasi utama. Dalam konteks ini, desa berperan strategis dengan mengintegrasikan pelayanan kesehatan primer melalui Posyandu dan Pustu, serta memperkuat peran kader dan tokoh masyarakat dalam edukasi kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan Desa Peduli Kesehatan (DPK) dan Desa Siaga menjadi langkah penting untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keterlibatan aktif masyarakat desa. Tujuan utamanya adalah mewujudkan desa yang sehat dan sejahtera, serta mengembangkan kader Posyandu untuk kunjungan rumah dan pemantauan kondisi kesehatan desa/kelurahan. Oleh karena itu, penguatan penganggaran di desa untuk kesehatan menjadi krusial untuk mendukung upaya promotif dan preventif melalui program-program ini.

Komitmen Kementerian kesehatan
“Dari sisi Kemenkes, kita melakukan perubahan-perubahan kebijakan supaya masyarakat yang belum tertangani dari sisi promotif-preventif tidak perlu sampai ke rumah sakit. Ini bisa terjadi karena mendapat dukungan penuh oleh Kemenkes dan Kemendagri. Kami harapkan pengalaman dari Save the Children bisa masuk ke dalam pedoman-pedoman yang kita susun,” jelas Maria Endang Sumiwi, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Diskusi Panel yang Komprehensif
Webinar ini juga menghadirkan serangkaian diskusi panel yang mencakup berbagai topik penting. Materi pertama adalah tentang kebijakan dan kegiatan Desa Peduli Kesehatan. Luthfy Latief, Direktorat Pengembangan Sosial Budaya & Lingkungan Desa & Perdesaan dari Kemendesa PDTT menyampaikan materi tersebut sebagai panelis pertama. Selanjutnya, Elvieda Sariwati, Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat dari Kementerian Kesehatan menyampaikan materi kedua. Kebijakan dan kegiatan Desa Siaga serta transformasi layanan primer kesehatan menjadi materi pokok dari Elvieda. Materi ketiga adalah penjelasan mengenai proses penganggaran di desa untuk kesehatan melalui DPK dan Desa Siaga. Materi tersebut dijelaskan oleh Shita Dewi, Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan Universitas Gadjah Mada.
Webinar Nasional ini harapannya menjadi langkah awal yang signifikan dalam penguatan layanan kesehatan di desa-desa Indonesia. Dengan sinergi antar berbagai pihak, harapannya dapat tercipta model desa yang sehat dan mandiri. Bersama-sama siap menghadapi tantangan masa depan menuju Indonesia Emas 2045.