Artikel opini ini adalah bagian kedua dari seri opini “Perubahan Iklim dan Fokus pada Perlindungan Anak-Anak dan Kelompok RentanFokus pada Perlindungan Anak-Anak dan Kelompok Rentan”. Ditulis oleh Ari Mochamad, Direktur Program Perubahan Iklim dan Ekonomi Sirkular Save the Children Indonesia. Bagian pertama dapat dibaca lewat tautan berikut.
Mengintegrasikan isu adaptasi terhadap perubahan iklim dalam perencanaan pembangunan adalah langkah krusial untuk mengantisipasi dampak perubahan musiman yang disebabkan oleh perubahan iklim. Bagi negara-negara dengan ekonomi yang sangat bergantung pada kondisi iklim, pendekatan ini sangat relevan. Hasil utama dari kegiatan adaptasi dan pembangunan adalah tercapainya ekonomi berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup secara individu dan sosial, melindungi lingkungan, serta memastikan nilai finansial yang tepat.
Tujuan integrasi pembangunan dan adaptasi adalah untuk mendukung keberlanjutan sumber daya alam yang esensial bagi ekonomi masyarakat serta menciptakan tata kelola yang lebih baik. Tata kelola ini harus mampu merespons, berperan aktif, dan bertanggung jawab dalam setiap proses pengambilan keputusan. Dalam konteks ini, pengintegrasian isu perubahan iklim memiliki potensi besar untuk menyinergikan aktivitas pembangunan, termasuk upaya untuk melindungi anak-anak dan kelompok rentan.
Mengacu pada tulisan kami sebelumnya (Bagian 1), betapa pentingnya penilaian kerentanan yang mencakup indikator biofisik, sosial ekonomi, dan kelembagaan. Hal ini menunjukkan bahwa merancang rencana dan strategi adaptasi perubahan iklim nasional harus menjadi bagian integral dari strategi pembangunan, meskipun proses ini memerlukan waktu dan usaha yang signifikan. Dalam implementasinya, penting untuk melibatkan lembaga, insentif, dan instrumen yang dapat diintegrasikan dengan upaya penghapusan kemiskinan, manajemen penggunaan lahan, dan kesiapan menghadapi bencana.
Adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi semakin penting ketika dampaknya memengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan budaya, yang pada gilirannya berdampak langsung pada kelompok rentan seperti anak-anak dan orang muda. Ketahanan terhadap pangan, sumber daya air, dan energi adalah sektor-sektor yang sangat penting bagi kesejahteraan anak-anak dan kelompok rentan lainnya. Respons yang tepat terhadap ancaman dan dampak perubahan iklim sangat krusial untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok ini terlindungi dari risiko yang meningkat.
Berbagai literatur menunjukkan bahwa keterlambatan dalam mengantisipasi perubahan iklim hanya akan meningkatkan biaya dan kerusakan yang lebih parah, termasuk kepada peran ganda institusi/lembaga publik. Di satu sisi, lembaga tersebut berusaha mencapai tujuan program pembangunan, dan di sisi lain, mereka harus mengambil tindakan untuk merespons dan mengantisipasi perubahan iklim. Ini mencakup penciptaan lingkungan yang mendukung kapasitas adaptasi untuk lembaga publik, sektor swasta, dan masyarakat sipil, termasuk anak-anak dan kelompok rentan.
Save the Children, dengan kepedulian mendalam terhadap anak-anak, orang muda, dan kelompok rentan, dapat memainkan peran penting dalam mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan pembangunan. Organisasi ini dapat membantu memastikan bahwa kebijakan dan strategi pembangunan tidak hanya mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan tetapi juga perlindungan dan kesejahteraan anak-anak dan kelompok rentan yang paling terdampak oleh perubahan iklim.
Berdasarkan definisi, pengarus-utamaan (mainstreaming) adaptasi dapat diartikan sebagai: “Pengintegrasian persoalan perubahan iklim dan respons adaptasi ke dalam kebijakan, rencana, program, dan proyek yang relevan pada tingkat nasional, sub-nasional, dan lokal” (USAID, 2009:47). Pendekatan ini penting untuk memastikan bahwa semua aspek pembangunan, termasuk perlindungan anak-anak dan kelompok rentan, mendapatkan perhatian yang layak dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin mendesak.