Cerita Perubahan

Elvira dan Perjalanan Nona Hebat: Dari Penasaran, Belajar, hingga Menjadi Inspirasi 

Elvira (11 tahun) memulai perjalanan yang tidak pernah ia duga akan begitu berkesan. Ia adalah pelajar di salah satu SD dampingan di Jakarta. Saat itu, gurunya mengajak Elvira untuk ikut serta dalam sebuah program bernama Nona Hebat (Unstoppable Girls), sebuah inisiatif dari Save the Children Indonesia yang bekerja sama dengan Yayasan Pulih dan Yayasan Sanggar Suara Perempuan. 

“Awalnya guru aku ngajak, mau ikut Nona Hebat atau enggak. Karena aku penasaran, jadi aku mau aja,” tutur Elvira mengenang awal mula ia bergabung. “Taunya seru banget, sampai diajak ke KidZania juga!” 

Program Nona Hebat bertujuan untuk memperkuat lingkungan yang melindungi anak perempuan, mengembangkan potensi mereka, serta mendorong perubahan terhadap norma dan stereotip gender yang masih kuat di masyarakat. Di tengah rasa ingin tahunya, Elvira mulai mengikuti berbagai sesi dan modul pembelajaran yang dikemas secara menyenangkan dan ramah anak. 

Menjadi Perintis Muda: Belajar dan Berbagi Ilmu 

Perjalanan Elvira dalam program ini tidak berhenti hanya sebagai peserta. Karena antusiasme dan semangat belajarnya, ia dipercaya menjadi Perintis Muda, sebuah peran khusus bagi anak-anak yang yang telah mengikuti sesi Girl Decide dan menjadi agen perubahan di sekolahnya. 

“Senang sih, bangga jadi diri sendiri,” kata Elvira dengan percaya diri saat bercerita tentang penunjukan itu. 

Sebagai Perintis Muda, Elvira mendapat kesempatan lebih dalam mendalami berbagai materi, seperti pengelolaan stres dan rasa cemas, pemahaman tentang menstruasi, serta manajemen keuangan sederhana. Semua ini disampaikan melalui modul interaktif oleh para fasilitator yang akrab dan suportif. 

Tak hanya itu, Elvira juga bertugas menyebarkan ilmu yang ia dapat kepada teman-temannya. 

“Ilmu pengetahuan aku sih, kayak temen aku ada yang belum ngerti juga isi modul-modulnya. Kayak ngelola keuangan itu gimana sih? Ngelola stres itu gimana sih? Nah yang udah tahu (perintis muda), kita kayak ngajarin temen kita yang belum tahu,” jelasnya. 

Topik favorit Elvira adalah tentang menstruasi, yang menurutnya sangat penting untuk dipahami sebelum ia mengalaminya sendiri. 

“Aku sharing juga ke temen-temen. Dia ngedengerin penjelasan aku, terus dia juga senang karena aku udah bagi ilmu,” tambah Elvira 

Bersama Bergembira: Hari Kelulusan Perintis Muda yang Tak Terlupakan 

Puncak dari seluruh proses pembelajaran ini adalah kegiatan Fun Session bertajuk Bersama Bergembira, sebuah acara kelulusan yang diselenggarakan dengan pendekatan kreatif dan menyenangkan. Kegiatan ini didesain oleh Save the Children Indonesia bersama Yayasan Pulih sebagai ruang interaktif bagi anak dan keluarga untuk membicarakan isu-isu penting seperti kesetaraan gender yang dihadirkan dalam suasana hangat dan tanpa tekanan. 

Latar belakang dari kegiatan ini sangat relevan. Pemahaman tentang peran dan fungsi gender menjadi semakin penting karena hal ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan, dari pendidikan, kesehatan, hingga kesempatan sosial. Namun, pembicaraan soal gender sering dianggap berat dan bisa memicu ketegangan. Karena itu, Bersama Bergembira menjadi wadah yang menyenangkan untuk menjembatani percakapan ini melalui permainan, aktivitas kreatif, dan kebersamaan antar anggota keluarga. 

“Waktu hari graduate aku, itu aku dapat selendangnya, dapat pin-pinnya juga,” cerita Elvira dengan antusias. “Perasaanku sedih sama senang juga karena permainannya macam-macam, banyak banget.” 

Di sana, Elvira tak hanya bermain. Ia juga berbagi pengalaman kepada keluarga dan teman-temannya. Sebuah bentuk kecil dari transformasi dirinya selama mengikuti program. 

Perubahan, Harapan dan Cita-citanya 

“Sebelum itu aku nggak tahu banyak hal apapun. Pas udah masuk Nona Hebat, aku baru ngerasain gitu kalau kita nolong orang, kita juga ditolong balik kalau kita susah,” ungkap Elvira. 

Elvira kini memiliki impian besar untuk menjadi seorang polisi wanita (polwan), profesi yang ia anggap keren karena bisa memberantas kejahatan dan melindungi orang lain. Dengan senyum penuh semangat, ia membayangkan dirinya menangkap penjahat seperti dalam cerita-cerita yang ia baca di buku pelajara Bahasa Indonesia favoritnya. 

Selain itu, Elvira juga memimpikan sebuah sekolah yang ideal. Tempat belajar yang aman dan nyaman, di mana para guru tidak menggunakan kekerasan, lingkungan sekolah bersih, orang-orangnya ramah, dan bahkan dilengkapi kolam renang. 

“Sekolah idaman aku itu sekolah yang gurunya itu gak main tangan, sekolahnya juga bersih, ramah-ramah orang-orangnya. Aku ingin ada kolam renang!”  

Scroll to Top