Berita

Lokakarya Forum Anak Nasional: Kolaborasi Save the Children dan KemenPPPA dalam Webinar Series “Libur Telah Tiba”

Jakarta, 8 Juli 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Save the Children Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyelenggarakan Lokakarya Forum Anak Nasional – Webinar Series “Libur Telah Tiba” dengan tema Bijak di Dunia Digital, Tanggap di Krisis Iklim. 

Webinar yang diikuti oleh ratusan anak dan remaja dari berbagai wilayah Indonesia ini menjadi ruang bersama untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas anak dalam menghadapi dua isu besar masa kini: perlindungan di dunia digital dan krisis iklim. 

Dalam sambutannya, Dessy Kurwiany Ukar, CEO Save the Children Indonesia, menyampaikan pentingnya pelibatan anak sebagai aktor perubahan: 

“Partisipasi anak ini sangat bermakna. Mereka tidak hanya belajar bertahan dalam dunia digital dan krisis iklim, tapi juga menjadi pelopor dan pelapor dalam mendorong isu kesehatan, pendidikan, dan perlindungan. Ini adalah bukti bahwa anak-anak kita mampu dan layak untuk didengar,” tegasnya. 

Sejalan dengan hal tersebut, Arifatul Choiri Fauzi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menegaskan pentingnya pendampingan dan kesadaran bersama dalam menghadapi dampak negatif dunia digital. “Saya berharap kita bersama-sama saling menguatkan agar anak-anak tidak terlena dengan adanya sosial media, dan bijaklah dalam menggunakan media sosial,” pesannya. 

Partisipasi Aktif Forum Anak Binaan Save the Children 

Webinar ini menjadi panggung bagi anak-anak dari jaringan binaan Save the Children, seperti Children and Youth Advisory Network (CYAN), Digital Youth Council, dan para Child Campaigner dari berbagai wilayah. Mereka ikut menyuarakan keresahan, berbagi praktik baik, serta berdiskusi bersama para narasumber lintas sektor, mulai dari aktivis lingkungan hingga pakar pendidikan dan keamanan digital. 

Dalam sesi diskusi, Alya dari Digital Youth Council dan Apphia dari Child Campaigner Bali turut menyuarakan pentingnya menciptakan ruang digital yang aman, bebas kekerasan, serta meningkatkan peran anak dalam aksi iklim. Alya secara khusus menekankan bahwa anak dan orang muda harus lebih bijak dalam menggunakan media digital, serta berani menyuarakan pendapat dan gagasan mereka melalui forum-forum anak yang tersedia, karena suara mereka penting dan layak didengar. Sementara itu, Apphia mengajak para peserta untuk lebih sadar dan peduli terhadap isu krisis iklim di lingkungan sekitar mereka, dan mendorong teman-teman sebayanya untuk ikut terlibat dalam upaya penyelamatan bumi demi masa depan yang lebih baik. Mereka menegaskan bahwa anak-anak bukan hanya penerima dampak, tetapi juga bagian dari solusi. 

Melalui program seperti First Click, Peneliti Muda, dan Aksi Generasi Iklim, anak-anak tidak hanya dibekali pengetahuan, tetapi juga dilatih untuk terlibat aktif dalam advokasi dan kampanye yang inklusif dan berbasis solusi.  

Mendorong Komitmen Bersama 

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen multi-pihak, termasuk pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, dalam menciptakan kebijakan dan program yang lebih peka terhadap perlindungan anak di era digital dan krisis iklim. 

“Semoga kesadaran akan pentingnya perlindungan anak di dunia digital dan penanganan krisis iklim terus meningkat. Kami berharap pemerintah dan pemangku kepentingan meningkatkan komitmen untuk memperkuat kebijakan dan program terkait.,” tutup Dessy Kurwiany Ukar. 

Save the Children Indonesia berkomitmen untuk terus berkolaborasi dan memastikan suara anak menjadi bagian penting dalam setiap keputusan yang menyangkut masa depan mereka. 

Scroll to Top