Jakarta, 26 Juni 2025. Save the Children Indonesia bersama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, didukung oleh The LEGO Group dan LEGO Foundation, menyelenggarakan Sehari Bermain Bersama Anak dalam rangka Kick Off Aksi Generasi Iklim. Kegiatan ini merupakan bagian dari Aksi Generasi Iklim 2025 dan juga rangkaian peringatan Hari Anak Nasional. Inisiatif ini mendorong anak, orang muda, dan pemangku kepentingan untuk lebih sadar, peduli, dan terlibat dalam upaya menghadapi dampak krisis iklim.
Laporan terbaru Save the Children yang dirilis pada Mei 2025 berjudul Born In to the Climate Crisis 2, mengungkap bahwa anak-anak yang lahir saat ini akan mengalami bencana iklim dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika tidak ada tindakan nyata untuk membatasi pemanasan global, hampir semua anak yang lahir sejak tahun 2020 akan mengalami lebih banyak gelombang panas, banjir sungai, kekeringan, kebakaran hutan, dan kegagalan panen dibandingkan generasi kakek-nenek mereka. Namun jika dunia berhasil menahan pemanasan pada 1,5°C, sebanyak 77 juta anak bisa terhindar dari paparan ekstrem tersebut.[1]
“Studi kami sangat jelas menggambarkan bahwa anak-anak terpaksa menanggung dampak paling berat dari krisis iklim, padahal bukan mereka penyebabnya. Mereka harus menghadapi panas ekstrem yang mengancam kesehatan dan proses belajar, banjir yang merusak rumah dan sekolah, serta kekeringan berkepanjangan yang membuat hasil panen gagal dan berdampak pada kehidupan sehari-hari.” ujar Dessy Kurwiany Ukar, CEO Save the Children Indonesia.
Dessy juga menegaskan bahwa pengendalian dampak krisis iklim tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada generasi yang akan mewarisinya. Orang dewasa, terutama para pemangku kepentingan, perlu mengambil bagian dan tanggung jawab untuk mencegah dampak yang lebih buruk yang di rasakan saat ini maupun di masa depan. Di saat yang sama, anak dan orang muda harus diberi ruang aman untuk memahami, menyuarakan, dan terlibat dalam upaya menangani krisis ini. Anak-Anak tidak hanya punya kepedulian, tetapi juga punya pandangan dan solusi yang layak didengar.
Kick Off Aksi Generasi Iklim Tahun 2025 lebih spesial dengan menghadirkan wujud nyata pendekatan LEGO® “learning through play” dengan tiga sesi utama berbasis permainan yaitu Immerse, Create dan Share. Melalui cara ini, anak-anak diajak belajar secara langsung tentang dampak krisis iklim, menyusun solusi secara berkelompok menggunakan media permainan dan menyampaikan gagasan kepada publik serta pemangku kepentingan. Belajar sambil bermain terbukti lebih efektif karena membuat anak lebih mudah memahami isu secara menyenangkan dan relevan dengan dunia mereka. Pendekatan ini menempatkan anak sebagai bagian penting dalam membangun ketangguhan terhadap krisis iklim serta mendukung pendidikan perubahan iklim.
Pemerintah menyambut baik kolaborasi lintas sektor yang mengutamakan partisipasi anak. Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran dan keterlibatan semua pihak semakin kuat dalam menghadapi ancaman perubahan iklim yang berdampak langsung pada kehidupan anak-anak.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan bahwa Kemenko PMK akan terus mendukung Aksi Generasi Iklim dengan menjadikan anak sebagai subjek dari aksi tersebut.
“Terima kasih kepada Save the Children Indonesia dan LEGO Group yang telah memperkenalkan metode bermain untuk merespons dampak krisis iklim pada anak dan orang muda,” ujar Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Kegiatan ini juga menjadi lanjutan rangkaian Aksi Generasi Iklim Tahun 2025 yang menjangkau delapan provinsi dan melibatkan lebih banyak anak dan orang muda di berbagai wilayah Indonesia.
“The LEGO Group dan LEGO Foundation senang sekali bisa berpartisipasi di Aksi Generasi Iklim kali ini, di mana kami mendonasikan 800 LEGO® set dan menghadirkan sesi aktivasi learning through play bagi peserta, baik luring maupun virtual. Kami sangat senang dan bangga dapat terus mendukung Kementerian Koordinator PMK dan Save the Children sejak 2024 melalui kolaborasi yang mengusung pendekatan LEGO® Learning through Play dan LEGO® Build the Change, cara bermain sambil belajar yang sederhana namun efektif untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan ketangguhan anak dalam menghadapi isu yang ada seperti perubahan iklim,” terang Ardi Hendharto,” Senior Manager Government and Public Affairs, the LEGO Group Indonesia
Delapan Provinsi yang menjadi wilayah kampanye Aksi Generasi Iklim 2025, berfokus pada upaya yang mengedepankan partisipasi anak mulai dari aksi adaptasi mengatasi berkurangnya ketersediaan air bersih karena pencemaran sampah akibat banjir di Jakarta, sampai dengan aksi bersih sampah plastik sekali pakai pada Kawasan pesisir di Palu. Melalui pendekatan belajar sambil bermain, rangkaian ini diharapkan dapat memperkuat pendidikan perubahan iklim serta kolaborasi antar sektor dalam menghadapi krisis iklim dan memastikan perlindungan hak-hak anak di tengah ancaman yang terus berkembang.
Selesai.
[1] Born into the Climate Crisis 2. An unprecedented life: Protecting children’s rights in a changing climate – Save the Children’s Resource Centre
Tentang Save the Children Indonesia
Save the Children percaya setiap anak berhak mendapatkan masa depan. Di Indonesia dan di seluruh dunia, Save the Children melakukan apapun yang harus dilakukan—setiap hari dan saat krisis—agar anak-anak mendapatkan pemenuhan hak atas hidup yang sehat, kesempatan untuk belajar, dan perlindungan. Pakar kami pergi ke tempat yang paling sulit dijangkau di mana sangat sulit untuk menjadi anak-anak. Save the Children memastikan kebutuhan unik anak-anak terpenuhi dan suara mereka didengarkan. Bersama anak-anak, keluarga dan masyarakat, serta pendukung di seluruh dunia, kami mencapai hasil berkelanjutan untuk jutaan anak.
Dengan pengalaman lebih dari 100 tahun, kami adalah yang pertama dan terkemuka di dunia organisasi independen untuk pemenuhan hak anak—mengubah kehidupan dan masa depan kita bersama.