Save the Children Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak anak dengan berpartisipasi dalam ASEAN Information and Communication Technologies (ICT) Forum 2024. Acara ini diadakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), UNICEF, dan ACWC pada 25-27 September 2024 di Bali, Indonesia. ASEAN ICT Forum 2024 diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan negara anggota ASEAN, ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC), UNICEF, Australian Government, para pelaku industri digital, NGO, UN Agency, dan organisasi masyarakat sipil.
Tema yang diusung adalah “Membentuk Masa Depan: Memajukan Keamanan dan Hak Digital bagi Anak-anak di Dunia yang Didorong oleh Teknologi”. Tema ini selaras dengan Program First Click dari Save the Children yang salah satu fokusnya adalah perlindungan anak dan orang muda di dunia digital.
Dalam acara ini, Save the Childen mendampingi komunitas anak Digital Youth Council (DYC) dalam menyuarakan rekomendasi mereka terkait pentingnya regulasi pelaporan anak dan kerjasama pemerintah dengan komunitas anak dan orang muda.
DYC adalah kelompok anak dan orang muda yang memiliki ketertarikan dan perhatian terhadap isu perlindungan anak di dunia digital. Kelompok ini diinisiasi oleh perwakilan dari kelompok Children and Youth Advisory Network (CYAN) Save the Children Indonesia dan Forum Anak Nasional di bawah naungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
“Aku mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan rekomendasi anak dan orang muda tentang pentingnya regulasi terkait pelaporan anak bagi korban yang mendapatkan paparan negatif dari internet, pentingnya edukasi agar memahami cara melaporkan hal tersebut dan sistem tersebut tentunya harus ramah anak. Kami juga merekomendasikan untuk kerjasama antar kelompok anak dan antar pemerintah baik di dalam negeri maupun ASEAN,” ujar Shandy, Salah satu perwakilan Digital Youth Council (DYC), usai sesi diskusi panel ASEAN ICT Forum.
Najwa, perwakilan lain dari DYC, menekankan pentingnya kolaborasi antara anak-anak dan pemerintah. “Proses penyusunan rekomendasi dilakukan secara kolaboratif. Sesi ini cukup intens karena semua peserta sangat bersemangat untuk memastikan setiap rekomendasi mancakup aspek yang penting. Kami juga ada penyampaian rekomendasi Regional Action Plan, yang dimana adalah hasil dari kolaborasi antar organisasi di ASEAN dalam langkah konkrit implementasi kebijakan perlindungan anak secara digital,”
Selama forum berlangsung, DYC berkolaborasi bersama Child Fund dan UNICEF dalam menyuarakan rekomendasi dari anak-anak dan orang muda. Kolaborasi partisipasi anak ini dipimpin oleh ChildFund. Mereka melakukan analisa situasi anak bersama Save the Children melalui focus group discussion (FGD) bersama anak. Hasil dari FGD inilah yang dirumuskan menjadi beberapa rekomendasi terkait perlindungan anak di dunia digital yang disampaikan dalam Forum. Selain itu, diskusi juga dilakukan bersama kelompok anak dari negara lain dan menghasilkan rekomendasi di tingkat ASEAN.
Rekomendasi yang disampaikan oleh perwakilan DYC kepada forum tersebut mencakup perlunya pembentukan kebijakan perlindungan anak di dunia digital yang melibatkan anak dan orang muda, serta penguatan mekanisme pelaporan yang mudah diakses bagi anak-anak yang mengalami dampak negatif secara digital. Perwakilan orang muda dari ChildFund dan UNICEF turut menyampaikan poin-poin rekomendasi lainnya yang telah dirumuskan
First Click dan DYC sendiri menjadi dua komponen kunci dalam kampanye Save the Children untuk menciptakan ekosistem digital yang ramah anak. Dengan adanya DYC, anak-anak dapat lebih berdaya dalam menyuarakan pendapat dan memberikan rekomendasi kepada pengambil kebijakan.
“Digital Youth Council adalah suatu terobosan karena sebagai pelaku utama, suara anak-anak layak di dengar, terutama tentang dukungan apa yang dibutuhkan untuk melindungi generasi saat ini dan mendatang. DYC juga dapat berkontrbusi mengisi kekosongan regulasi maupun penyadaran dan pengawasan di ranah daring yang berspektif kepentingan terbaik anak” jelas Dessy Kurwiany Ukar, CEO Save the Children Indonesia pada saat pembentukan DYC Juli lalu.
Melalui keterlibatan mereka di ASEAN ICT Forum 2024, Save the Children Indonesia berharap dapat terus memperluas pengaruh dan cakupan dari program First Click, mengoptimalkan pelibatan anak dan orang muda dalam pembentukan kebijakan, dan meningkatkan kesadaran terkait perlindungan anak di dunia digital.
“Aku berharap suara anak bisa lebih di dengar lagi oleh pemerintah Indonesia dan ASEAN. Dimana Kalau suara anak bisa didengar sudah pasti akan membawa perubahan yang lebih baik lagi,” harap Shandy.
“Sesi dialog dengan kementerian dan Asean Commission on the Woman’s and Children’s Right (ACWC) adalah salah satu highlight forum ini. Dialog ini memberikan kesempatan bagi anak dan orang muda untuk langsung bebricara dengan pengambil kebijakan dan menyampaikan aspirasi mereka. Secara keseluruhan forum ini memberikan perasaan positif dan optimisme. Ada keyakinan bahwa dalam kerjasama yang baik, perlindungan anak dalam dunia online dapat semakin kuat dan efektif di masa depan,” tutup Najwa.