Cerita Perubahan

Reva* dan Harapannya di Tengah Kemarau Panjang dan Letusan Lewotobi 

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur pada 7 Juli 2025 kembali mengguncang kehidupan warga, hanya berselang beberapa bulan sejak letusan besar yang terjadi pada akhir tahun lalu. Bagi Reva*, seorang anak perempuan berusia 11 tahun, ini bukanlah pengalaman baru. 

“Saat itu lampu padam, kami sekeluarga sedang tidur. Terus tiba-tiba bunyi letusan dari atas gunung, jadi kami semua lari tidak bawa pakaian,” kenang Reva* tentang kejadian erupsi pertama di tanggal 4 November 2024. 

Sejak erupsi pertama itu, Reva* dan keluarganya kembali hidup berpindah-pindah, dari tempat pengungsian pertama, tinggal di sekolah, hingga akhirnya menetap di hunian sementara yang disiapkan pemerintah. 

Perjuangan Mendapatkan Air Bersih dan Menjaga Kesehatan di Musim Kemarau Panjang 

Reva* dan Harapannya di Tengah Kemarau Panjang dan Letusan Lewotobi 

Setelah terjadi erupsi, sumur di rumah Reva* tidak lagi bisa digunakan karena sudah tercemar abu, pasir, dan belerang. Di hunian sementara pun, air dari sumur bor seringkali macet atau mengalir dengan sangat kecil. Kualitas air juga tak selalu baik, kadang berbau tanah dan berwarna keruh. 

Karena keterbatasan air bersih, Reva* dan keluarganya harus membeli air galon untuk minum dan memasak, yang tentunya menjadi pengeluaran tambahan. Dalam beberapa situasi sulit, mereka bahkan harus merebus air hujan agar bisa dikonsumsi. Akibatnya, Reva* sempat merasakan batuk, pilek, dan infeksi kulit. 

“Kami sering ke dokter, tetapi kalau obat habis, gatal-gatal muncul lagi sampai dokter juga bilang bahwa airnya harus diganti, tidak bisa andalkan obat saja,” ucap orang tua Reva*. 

Harapan Reva* dan Ibunya untuk Hari Esok yang Lebih Baik 

Reva* dan Harapannya di Tengah Kemarau Panjang dan Letusan Lewotobi 

Meski telah meninggalkan rumah dan menghadapi kenyataan baru yang tidak mudah, Reva* dan ibunya tetap memelihara harapan. Reva berharap suatu hari nanti ia bisa kembali tinggal di tempat yang lebih aman. 

“Saya berharap gunung Lewotobi ini semakin membaik dan kami bisa berkumpul bersama dengan teman-teman dan keluarga,” ucap Reva*. 

Reva* juga menutup sesi wawancara dengan harapannya yang mendalam untuk dirinya juga anak-anak lainnya, “(Saya harap) Pemerintah bisa membantu kami untuk menambah air minum bersih karena kemarau panjang air bersih semakin berkurang,” tutupnya. 

Cerita Reva* adalah pengingat bahwa di tengah situasi paling sulit sekalipun, anak-anak tetap bisa bermimpi. Dengan dukungan yang tepat, harapan mereka tetap hidup dan tumbuh. 

Scroll to Top