Jakarta, 1 Juni 2024. Paska empat hari yang mematikan di mana puluhan orang yang mencari perlindungan di Rafah bagian Selatan Gaza tewas dan ratusan orang terluka, Save the Children di seluruh negara menyerukan tindakan mendesak untuk melindungi warga sipil di Rafah dan di seluruh jalur Gaza – Palestina.
Serangan-serangan tersebut terjadi kurang dari seminggu setelah International Courte of Justice (ICJ) atau Pengadilan Internasional memerintahkan Israel untuk “segera” menghentikan serangan militer di Rafah, untuk melindungi nyawa, dan memperbolehkan pasokan bantuan kemanusiaan esensial masuk.
Sebaliknya, kekerasan brutal di Rafah meningkat. Setidaknya 66 orang tewas dan ratusan lainnya terluka, termasuk anak-anak. Rafah dibombardir terus-menerus sejak putusan ICJ pada hari Jumat lalu (24/05), Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza dan PBB, setidaknya 21 orang tewas, termasuk wanita dan anak-anak, dalam serangan besar pada hari Selasa yang menghantam kamp pengungis di Rafah[1].
Kementerian juga mengatakan 64 orang terluka, dengan 10 dalam kondisi kritis. Pada hari Minggu, setidaknya 45 orang tewas dan 250 terluka, sebagaian besar wanita dan anak-anak, dalam serangan Israel terhadap kamp bagi mereka yang terdislokasi dari kota selatan Rafah[2].
Dalam siaran pers Save the Children Internasional pada 29 Mei lalu, Country Director Save the Children di Occupied Palestinian Territory atau di Wilayah Pendudukan Palestina, Xavier Joubert menegaskan bahwa hal atau bukti apa lagi yang pemimpin butuhkan untuk menunjukan bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman bagi anak-anak dan keluarga di Gaza. Anak-anak dan keluarga hidup menderita secara perlahan seperti kelaparan, gangguan pada kesehatan mental dan fisik, cedera fisik serius termasuk kehilangan bagian tubuh dan kehilangan keluarga, rumah serta sekolah mereka.
Save the Children di seluruh negara termasuk di Indonesia menyerukan tindakan mendesak dan segera untuk melindungi warga sipil di Rafah dan di seluruh jalur Gaza. Save the Children Indonesia juga mengapresiasi langkah cepat dan strategis yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam hal ini adalah Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
“Save the Children Indonesia menyerukan gencatan senjata segera dan secara permanen agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban dari kejadian ini. Kami sangat menghargai langkah cepat yang dilakukan oleh Ibu Retno selaku Menteri Luar Negeri RI, dimana beliau mendesak negara-negara Eropa untuk mendorong implementasi Two State Solution, dimana salah satunya adalah gencatan senjata segera dan permanen.gencatan senjata.” Tata Sudrajat / Chief (Interim) Advocacy, Campaign, Communication and Media.
[1] https://www.unocha.org/publications/report/occupied-palestinian-territory/hostilities-gaza-strip-and-israel-flash-update-171
[2] Laporan Kementerian Kesehatan di Gaza pada 28 Mei 2024
Selesai.
Tentang Save the Children Indonesia
Save the Children percaya setiap anak berhak mendapatkan masa depan. Di Indonesia dan di seluruh dunia, Save the Children melakukan apapun yang harus dilakukan—setiap hari dan saat krisis—agar anak-anak mendapatkan pemenuhan hak atas hidup yang sehat, kesempatan untuk belajar, dan perlindungan. Pakar kami pergi ke tempat yang paling sulit dijangkau di mana sangat sulit untuk menjadi anak-anak. Save the Children memastikan kebutuhan unik anak-anak terpenuhi dan suara mereka didengarkan. Bersama anak-anak, keluarga dan masyarakat, serta pendukung di seluruh dunia, kami mencapai hasil berkelanjutan untuk jutaan anak. Dengan pengalaman lebih dari 100 tahun, kami adalah yang pertama dan terkemuka di dunia organisasi independen untuk pemenuhan hak anak—mengubah kehidupan dan masa depan kita bersama