Berita

Save the Children Indonesia Dorong Aksi Iklim dan Ekonomi Sirkular di Peringatan Bulan PRB 2025  

Dalam rangka Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025, Save the Childer Indonesia berpartisipasi sebagai pembicara dengan tema kegiatan “Peran Forum dalam Memperkuat Komunikasi dan Koordinasi Multipihak untuk Membangun Ketangguhan Bencana”. Acara ini diselenggarakan oleh Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Pendopo Walikota Mojokerto pada tanggal 1-3 Oktober 2025. 

Save the Children Indonesia yang diwakili oleh Fadli Usman selaku Humanitarian and Impact Innovation Director mempresentasikan mengenai “Peran Save the Children Indonesia dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Ekonomi Sirkular.  

Dalam presentasinya, Fadli Usman menyebutkan “Perubahan iklim bukan hanya persoalan lingkungan, tapi juga soal pemenuhan hak-hak dasar anak: Kesehatan, Pendidikan, perlindungan, serta kesempatan tumbuh dan berkembang. Anak-anak yang paling rentan dan terpinggirkan mengalami dampak paling buruk,”. 

Peran Save the Children Indonesia dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Ekonomi Sirkular 

Melalui kampanye nasional #AksiGenerasiIklim, program Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat, dan inisiatif Ekonomi Sirkular, Save the Children Indonesia telah memperkuat kapasitas masyarakat dan anak-anak di berbagai wilayah, seperti Bandung, Jakarta, Kupang, dan Jawa Timur. 

Hasil studi pertengahan Program Adaptasi Perubhana Iklim Berbasis Masyarakat (CBCCA)  menunjukkan program ini berhasil meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik (KAP) peserta program dari 68,5% menjadi 85,5%. Peningkatan ini secara statistik menunjukkan efektivitas Program CBCCA dalam meningkatkan kapasitas komunitas untuk adaptasi perubahan iklim dan kesiapsiagaan di Rancaekek, Baleendah, dan Ibun. 

Selain itu, dalam presentasinya Fadli Usman juga menunjukkan capaian pada program-program Save the Children Indonesia lainnya. Seperti kampanye nasional #AksiGenerasiIklim yang telah memiliki 5.721 partisipan termasuk anak dan orang muda sepanjang tahun 2024. Program Ekonomi Sirkular di Jakarta juga telah menjangkau lebih dari 20.000 penerima mandaat serta mengumpulkan lebih dari 21 ton sampah plastik. 

Dari berbagai upaya yang telah Save the Children Indonesia lakukan dalam adaptasi perubahan iklim dan ekonomi sirkular, Fadli Usman juga membagikan pembelajaran yang bisa diambil dan diterapkan: 

  1. Edukasi berkelanjutan membentuk perubahan perilaku nyata. 
  1. Ekonomi Sirkular memberi solusi ganda: mengurangi sampah dan mengurangi emisi iklim. 
  1. Anak bukan hanya penerima manfaat, anak adalah aktor utama perubahan. 
  1. Kolaborasi lintas sektor seperti pemerintah, sekolah, komunitas, dan swasta dapat memperkuat keberlanjutan. 
  1. Aksi perubahan iklim berbasis komunitas lebih menjamin kesinambungan daripada berbasis proyek. 

Dalam kesempatan ini, Save the Children juga mendapatkan kesempatan untuk mengisi booth pameran yang disediakan oleh penyelenggara acara. Booth Sace the Children berisi mengenai beragam program Save the Children yang berkenaan dengan upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. 

Informasi tersebut kami tampilkan dalam bentuk poster dan juga permainan, seperti permainan edukasi perubahan iklim yang diadaptasi melalui permainan LEGO. Selain itu ada juga quiz edukasi seputar kesiapsiagaan bencana dan perubahan iklim yang tujuannya adalah agar pengunjung anak-anak dapat tertarik untuk mengenal lebih dalam mengenai perubahan iklim.   

Kegiatan ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas generasi untuk membangun ketangguhan bangsa dalam menghadapi krisis iklim dan bencana, sekaligus memastikan bahwa suara anak menjadi bagian dari solusi menuju Indonesia yang lebih tangguh. 

Scroll to Top