Save the Children bersama IBU Foundation memberikan pelatihan Social Emotional Learning kepada anak-anak murid di sejumlah SMA dan SMK luar biasa di Jawa Barat. Pelatihan ini bertujuan memperkuat keterampilan sosial dan emosional yang dibutuhkan anak-anak remaja untuk mendukung kesiapan kerja mereka.
Pelatihan dilakukan di 28 sekolah luar biasa di kawasan Bandung Raya dalam kurun waktu satu tahun sepanjang tahun 2022-2023. Selain Social Emotional Learning, para murid juga mengikuti sesi bimbingan karier. Sebagai permulaan, para orang tua murid diundang untuk mengikuti sesi pengenalan pelatihan kesiapan kerja.
Dalam Social Emotional Learning, anak-anak belajar enam hal, meliputi pengenalan diri dan kepercayaan diri, visi dan cita-cita pekerjaan, pengelolaan stres dan kekhawatiran, komunikasi efektif, kerja sama, serta berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Dalam bimbingan karier, mereka belajar tentang jenis kecerdasan dan pekerjaan, dunia kerja, mencari lowongan kerja, membuat surat lamaran dan riwayat hidup, serta wawancara kerja.
Beberapa remaja dengan disabilitas bercerita bahwa mereka merasakan langsung manfaat positif dari pelatihan ini.
“Soft skill yang saya dapat membuat saya lebih percaya diri,” ungkap Luthfi (19), disabilitas rungu.
“Saya jadi tahu, saya diajarkan bagaimana bekerja,” ungkap Gadzwan (18), disabilitas netra.
Sementara itu, beberapa anak lain berbagi tentang pengalaman menyenangkan ketika berinteraksi dengan teman-teman baru.
“Tempat magang saya menyenangkan, saya bertemu banyak teman baru,” sebut Sulis (18), disabilitas grahita.
“Saya bertemu banyak teman-teman baru,” ungkap Bayu (18), disabilitas rungu.
“Untuk teman-teman semua, supaya lebih bisa, jangan bilang takut untuk mencoba, jangan malu untuk bekerja sama. Ayo, semangat ya!” ajak Silvia (19), disabilitas rungu.
Rangkaian sesi pelatihan ini merupakan bagian dari Program Skills to Succeed yang dijalankan Save the Children dengan dukungan Accenture. Di Jawa Barat, program ini dijalankan bersama Yayasan IBU. Program ini berupaya membantu para pelajar remaja mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Menurut data Badan Pusat Statistik, sekitar 45 juta penduduk Indonesia menganggur pada awal tahun 2023. Jumlah tersebut juga mencakup penyandang disabilitas. Salah satu penyebabnya adalah soft skill pendukung kesiapan kerja yang kurang berkembang di antara lulusan SMA dan SMK.