Ini adalah kisah Esa, orang muda yang turut memperjuangkan isu ketenagakerjaan orang muda selama enam tahun lamanya. Kisahnya berawal pada tahun 2018. Semasa SMA, Esa telah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap permasalahan anak-anak dan orang muda di daerahnya. Ia bergabung ke forum anak daerah dan aktif mengadakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat mengenai kekerasan pada anak dan perkawinan anak.
Esa menyadari, banyak kasus kekerasan dan perkawinan anak berkaitan erat dengan tingkat pengangguran orang muda di daerahnya. Esa kemudian mulai aktif dalam berbagai kegiatan seputar ketenagakerjaan untuk orang muda. Saat kuliah, Esa juga menjadi fasilitator kegiatan boot camp Youth-led Innovation Lab (YIL) selama magang di Save the Children untuk Program Skills to Succeed.
Pengalaman magang mendorong Esa untuk terus belajar mengenai isu ketenagakerjaan orang muda. Atas rekomendasi dari Evie Woro, Manajer Program Skills to Succeed di Indonesia, Esa mendaftarkan diri sebagai anggota Youth Advisory Group (YAG) yang telah dibuka pada Oktober 2023. YAG adalah sebuah organisasi orang muda di bawah naungan World Bank.
Setelah mengikuti serangkaian seleksi dan riset mengenai isu Pengangguran Kaum Muda (Youth Unemployment) di Indonesia, Esa berhasil lolos dan resmi menjadi anggota YAG bersama 120 orang muda lain dari 65 negara. Dalam kurun waktu satu tahun, Esa bersama anggota lainnya akan berpartisipasi aktif mengikuti berbagai kegiatan World Bank sampai Desember 2024.
Esa mengaku bangga dapat bergabung dalam organisasi Internasional mewakili Indonesia. Ia berharap dapat mempelajari banyak hal mengenai youth unemployment dan meneruskan kebermanfaatan ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan ke teman-teman di daerahnya.
“Harapannya, ikut YAG ini dapat membantu Esa untuk belajar lebih banyak lagi tentang isu youth unemployment. Pertama, Esa harap dapat banyak insight dan lesson-learn dari teman-teman berbagai negara tentang isu ini. Kedua, Esa ingin menyuarakan permasalahan yang dihadapi orang muda Indonesia ke dunia dan sama-sama berusaha menyelesaikannya,” ungkap Esa.
Tidak berhenti di situ, Esa juga berhasil lolos dalam seleksi peserta kegiatan Positive Youth Development (PYD) Symposium di Washington, Amerika Serikat, pada awal Januari 2024. Kegiatan ini diselenggarakan oleh United States Agency for International Development (USAID) dan YouthPower2: Learning and Evaluation (YP2LE) selama dua hari pada 23-24 Januari 2024. Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan para pendukung program Positive Youth Development (PYD), pelaksana, dan praktisi untuk terlibat dalam diskusi yang berwawasan, memajukan pembangunan bukti, dan mengembangkan rencana untuk memfasilitasi keterlibatan pemuda yang bermakna dan inklusif.
Esa bersama Evie Woro mempresentasikan cerita baik pengalaman mereka dalam menyelenggarakan kegiatan Youth-led Innovation Lab dan Komunitas YAC. Esa menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah salah satu upaya dari Save the Children dalam mengatasi isu ketenagakerjaan orang muda di Indonesia dengan melatih dan mendampingi orang muda dalam menciptakan ide bisnis ramah lingkungan.
“Selama symposium, aku banyak berdiskusi tentang memberdayakan orang muda dengan banyak orang muda dari berbagai negara. Ternyata permasalahan tentang isu ketenagakerjaan mereka berbeda-beda. Aku jadi melihat hal baru tentang pemberdayaan anak muda ada banyak caranya dan tantangannya beragam. Aku lihat teman-teman udah advance pengembangannya. Jadi aku belajar dari situ,” ungkap Esa.
Tidak hanya itu, Esa juga berkesempatan menemui salah satu pendamping YAG di Kantor World Bank, Apoorva. Bersama Evie Woro dan Monica Caminiti dari Save the Children, Esa mendapatkan pengarahan dari Apoorva mengenai peran dan rencana kegiatan YAG secara global.
YAG didirikan oleh World Bank untuk mendukung berjalannya program Solutions for Youth Employment (S4YE). Solutions for Youth Employment (S4YE) adalah program global yang menyatukan donor, pemerintah, yayasan, perusahaan swasta, LSM, dan pemuda untuk mendukung program guna meningkatkan jumlah generasi muda yang terlibat dalam pekerjaan produktif.
Peran YAG dalam program ini adalah memberikan masukan mengenai berbagai alur kerja S4YE dan World Bank terkait agenda ketenagakerjaan orang muda dan berpartisipasi dalam pelatihan, peer-to-peer learning, pengembangan kapasitas dan berbagai kegiatan dari World Bank.
Tujuan dari program ini adalah untuk membantu mengatasi pengangguran dan kurangnya pekerjaan berkualitas bagi kaum muda di seluruh dunia. Misi S4YE sendiri adalah mengidentifikasi, mengkurasi, mengembangkan dan meningkatkan inovasi dalam program ketenagakerjaan untuk orang muda.
Selain mendengarkan penjelasan dari Apoorva, Esa juga menyampaikan usul untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan YAG dengan membagikan cerita baik mengenai kegiatan Youth-led Innovation Lab (YIL) untuk penanganan isu ketenagakerjaan orang muda di Indonesia.
Perjalanan Esa di Amerika membuatnya sadar bahwa masih ada banyak peluang yang bisa dikembangkan untuk memaksimalkan potensi dari program Skills to Succeed. Esa berencana untuk membagikan wawasan baru ini kepada anak-anak dan orang muda di YAC dan YIL. Di samping itu, ia juga mulai menyiapkan penelitian bersama YAC untuk isu ketenagakerjaan orang muda di Indonesia. Pengalaman yang Esa dapatkan selama di Amerika membuka matanya untuk tidak berhenti belajar dan terus memperjuangkan isu ketenagakerjaan orang muda di Indonesia.
“Orang muda itu kalau bisa dilibatkan dalam sebuah program secara keseluruhan dari awal, riset, dan diajak untuk mendesain program, juga berproses sampai evaluasi program. Nah itu, yang mau aku lakukan juga untuk YAC dan YIL,” kata Esa penuh semangat. •