Dalam semarak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial di Graha Aneka Bakti (28/07), Jakarta, Save the Children Indonesia turut berpartisipasi melalui kehadiran booth edukatif yang dirancang khusus untuk anak-anak. Bertemakan “Anak Hebat, Indonesia Kuat”, perayaan HAN tahun ini diikuti oleh lebih dari 600 anak dari berbagai daerah, termasuk anak-anak penyandang disabilitas.
Belajar Iklim dengan Cara Menyenangkan

Mengusung pendekatan interaktif, booth Save the Children mengajak anak-anak untuk mengenal isu perubahan iklim secara menyenangkan. Anak-anak diajak bermain ular tangga bertema iklim serta mengikuti kuis cerdas cermat seputar mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Permainan ini dirancang agar anak dapat memahami peran mereka dalam menjaga lingkungan, sambil bersenang-senang.
“Kami habis bermain ular tangga, kesannya kami sangat senang karena selain seru kami juga mendapatkan wawasan baru tentang iklim,” ucap Ahwa (15) salah satu peserta yang bermain di booth Save the Children Indonesia.
Kunjungan Ibu Fatma Saifullah Yusuf
Suasana booth semakin meriah ketika Penasihat I Dharma Wanita Persatuan, Ibu Fatma Saifullah Yusuf, mengunjungi booth Save the Children. Ia tak hanya meninjau aktivitas, tetapi juga ikut bermain dan berinteraksi langsung dengan anak-anak yang sedang bermain.
Kehadirannya mempertegas pentingnya menciptakan ruang aman bagi anak-anak untuk tumbuh dan belajar.
“Anak-anak adalah pemilik masa depan. Mereka bukan hanya pewaris negeri ini, tapi juga penentu arah bangsa ke depan,” ujar Ibu Fatma dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Ibu Fatma menekankan pentingnya kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam memenuhi hak-hak anak, termasuk hak untuk belajar, bermain, dan hidup dalam lingkungan yang aman serta ramah anak.
Komitmen untuk Lingkungan yang Ramah Anak
Kehadiran Save the Children di ajang HAN 2025 menjadi wujud komitmen organisasi dalam mempromosikan pembelajaran berbasis pengalaman, khususnya isu-isu yang relevan dengan masa depan anak-anak seperti perubahan iklim. Melalui pendekatan bermain, anak-anak tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga dilibatkan secara aktif untuk memahami dan menjadi bagian dari solusi.