Sumba, 14 November 2024. Kelompok anak-anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner Save the Children di Nusa Tenggara Timur menginisiasi Kampanye Bumi Lestari, Anak Terlindugi sebagai upaya meningkatkan kesadaran anak dan masyarakat untuk mencegah Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumba Barat.
Sumba Barat menempati urutan ke 3 di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk kasus Malaria dan ke 5 untuk kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)[1]. Tingginya angka infeksi penyakit berbasis vektor di wilayah ini menjadi perhatian serius, terutama di tengah perubahan iklim yang mempercepat siklus hidup nyamuk dan memperbesar potensi penyebaran penyakit.
Pada awal tahun ini dua kasus DBD terjadi di Waingapu, Sumba Timur, dimana salah satu yang meninggal dunia adalah anak berusia 4 tahun. Walaupun kasus ini terjadi di Sumba Timur, akan tetapi bukan tidak mungkin ini juga terjadi di daerah lain[2]
Krisis Iklim memperparah situasi kesehatan di Sumba Barat, yang sudah rentan terhadap penyakit seperti Malaria dan DBD. Suhu yang semakin tinggi dan pola cuaca yang tidak menentu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk pembawa virus tersebut. Suhu panas mempercepat siklus hidup nyamuk, pada suhu tinggi nyamuk berkembang biak lebih cepat, sehingga populasi nyamuk lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit.
“Perubahan iklim bukan lagi ancaman yang jauh di masa depan; dampaknya sudah nyata dan dirasakan oleh anak-anak kita sekarang. Suhu yang semakin tinggi dan pola cuaca yang tidak menentu mempercepat siklus hidup nyamuk penyebab penyakit seperti Malaria dan DBD. Karena itu, kami berkomitmen untuk melibatkan anak-anak dalam kegiatan edukasi dan advokasi lingkungan agar mereka dapat berperan aktif dalam melindungi masa depan mereka.” jelas Tata Sudrajat, Interim Chief of Advocacy, Campaign, Communication, Media
Child Campaigner Save the Children Indonesia di NTT bersama dengan Stimulant Institute mengadakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan dengan tema Bumi Lestari, Anak Terlindungi untuk mengatasi dampak krisis iklim yang semakin signifikan, terutama di wilayah rentan seperti Sumba Barat.
Dengan keterlibatan penuh anak-anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner, serangkaian kegiatan dilakukan mulai dari edukasi kepada sesama pelajar sampai dengan mengembangkan materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI, pemangku kepentingan, dan Forum Anak Daerah untuk menyebarkan pesan kesehatan terkait krisis iklim dan pencegahan penyakit vektor yang dibuat dengan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami oleh generasi muda.
“Kampanye ini merupakan bentuk keprihatinan dan kepedulian kami pada merebaknya malaria di lingkungan kami. Beberapa teman kami juga terpaksa ketinggalan pelajaran beberapa minggu akibat sakit malaria. Kampanye ini merupakan cara mengemas penyampaian informasi di kalangan muda dengan cara yang mudah dicerna, inspiratif, dan menyenangkan dengan menampilkan beberapa bakat anak muda seperti storytelling, drama dan demonstrasi. Kami ingin anak-anak Sumba Barat lebih peduli, terinspirasi dan dapat bergerak bersama untuk menangani merebaknya Malaria”, ujar Elina, 16 Tahun, Anggota Child Campaigner NTT.
Selesai.
[1] https://ntt.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTQ4NSMy/jumlah-kasus-penyakit-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-penyakit.html
[2] https://www.waingapu.com/ancaman-dbd-di-depan-mata-awal-tahun-2024-satu-warga-sumba-timur-meninggal-dunia/#google_vignette
Tentang Save the Children Indonesia
Save the Children percaya setiap anak berhak mendapatkan masa depan. Di Indonesia dan di seluruh dunia, Save the Children melakukan apapun yang harus dilakukan—setiap hari dan saat krisis—agar anak-anak mendapatkan pemenuhan hak atas hidup yang sehat, kesempatan untuk belajar, dan perlindungan. Pakar kami pergi ke tempat yang paling sulit dijangkau di mana sangat sulit untuk menjadi anak-anak. Save the Children memastikan kebutuhan unik anak-anak terpenuhi dan suara mereka didengarkan. Bersama anak-anak, keluarga dan masyarakat, serta pendukung di seluruh dunia, kami mencapai hasil berkelanjutan untuk jutaan anak. Dengan pengalaman lebih dari 100 tahun, kami adalah yang pertama dan terkemuka di dunia organisasi independen untuk pemenuhan hak anak—mengubah kehidupan dan masa depan kita bersama.