Ario Solanda: Jejak Tsunami Aceh Menginspirasi Aksi untuk Kemanusiaan 

Cerita Penggerak

Menjadi bagian dari upaya pengembangan masyarakat merupakan impian Ario Solanda. Pria yang berasal dari Aceh ini meyakini bekerja untuk dunia kemanusiaan merupakan panggilan jiwanya.  

Perjalanan Ario sangat unik, saat Aceh dilanda gempa dan tsunami pada 2004, Ario menjadi salah satu dari ribuan orang Aceh yang terdampak. Ario yang saat itu masih kecil mendapatkan bantuan dari respon kemanusiaan Save the Children. 20 tahun kemudian, Ario menjadi bagian dari Save the Children, menjalani mimpinya untuk memberikan dampak bagi anak-anak dan masyarakat. 

Simak tanya jawab tim redaksi bersama Ario dalam perbincangan yang menarik ini.  

1. Untuk memulai, bisa perkenalkan diri Anda terlebih dahulu? 

Salam kenal, saya Ario Solanda, telah bekerja di NGO lebih dari 7 tahun, khususnya pada isu perlindungan anak, pendidikan, kebijakan publik, partisipasi pemuda, pengungsi, perubahan iklim dan kemanusiaan.  

Latar belakang pendidikan saya di bidang Hubungan International. Saya juga memiliki pengalaman riset di Jerman dan Afrika Selatan tentang pembangunan international. 

Sebelumnya saya juga pernah menjadi konsultan di beberapa lembaga PBB di Indonesia sebagai konsultan perlindungan anak dan UN Youth Policy Adviser. Selain itu, Saya juga pernah internship di Kindernothilfe Germany sebagai salah satu NGO terbesar di Jerman yang fokus pada isu anak-anak, dan terpilih pada program Innovation Fellowship di UNHCR Headquarters Geneva. 

2. Mengapa memutuskan bekerja di NGO? 

Anak-anak Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Saya percaya hal sekecil apa pun yang dilakukan dengan setulus hati akan memiliki dampak besar untuk perubahan yang lebih baik, terutama bagi generasi muda yang akan datang. Anak-anak di Indonesia harus mendapatkan pemenuhan hak atas hidup yang sehat, kesempatan untuk belajar, dan mendapatkan perlindungan.  

Perjalanan yang memotivasi saya untuk bekerja di NGO dimulai pada tahun 2004. Gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh mempertemukan saya dengan Save the Children. Saya menjadi penerima manfaat dari respon kemanusiaan Save the Children di Aceh. Saya sangat senang ketika mendapatkan buku, tas sekolah, dan pensil warna hingga renovasi sekolah yang dilakukan oleh Save the Children. Banyak sekali pelajaran kepemimpinan yang saya dapatkan dari program tersebut. Mungkin inilah yang menjadi salah satu alasan saya berkarir di dunia pembangunan.  

Masih jelas dalam ingatan saat gempa dan tsunami terjadi di Aceh. Saya dan banyak orang lainnya harus tinggal di tenda yang sangat sederhana selama 1-3 bulan. Kami sangat kesulitan mendapatkan air bersih, makanan, pakaian, hingga tidak dapat bersekolah.  

Tentu saja, bantuan yang banyak berdatangan dari NGO dalam dan luar negeri sangat membantu pemulihan paska gempa dan tsunami Aceh. Saya melihat orang-orang yang bekerja dengan ikhlas menggunakan pakaian dan rompi berlogo Save the Children merupakan hal yang menginspirasi saya ketika itu.  

Momen itulah yang memunculkan keinginan besar untuk suatu saat nanti harus bisa melakukan hal yang sama seperti staff Save the Children. Memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat bermanfaat kepada banyak orang khususnya bagi anak-anak dan keluarga. 

Berawal dari impian besar masa kecil tersebut, di sinilah sekarang saya bekerja untuk Save the Children Indonesia dengan komitmen besar untuk membantu menciptakan perubahan positif berkelanjutan, untuk dan bersama anak-anak Indonesia, khususnya untuk mencapai SDGs 2030. 

Ario Solanda (kiri) menjadi salah satu pemateri dalam sesi pengenalan aplikasi sistem peringatan dini kepada perwakilan masyarakat desa di Kabupaten Bandung dalam Program Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat

3. Bagi Anda, hal apa yang paling menarik bekerja di NGO? 

Saya sangat senang sekali bekerja di bidang pembangunan seperti saat ini. Hal ini merupakan impian terbesar saya dapat terus berkontribusi bagi pembangunan yang lebih baik untuk Indonesia.  

Ini adalah passion saya sehingga pada saat melakukan setiap pekerjaan, saya selalu merasa bahagia dan termotivasi. Selain itu, saya meyakini jika semua hal positif yang dikerjakan untuk anak-anak dalam berbagai program Save the Children akan bernilai ibadah. Inilah yang menjadikan saya terus semangat bekerja di bidang pembangungan di NGO. 

4. Adakah pengalaman yang sangat berkesan saat bekerja untuk anak-anak atau masyarakat? 

Meski saya belum cukup lama bergabung di Save the Children, tapi saya melihat ada banyak sekali program yang memberikan pengaruh besar bagi anak, keluarga, dan masyarakat. Persis seperti yang dulu saya rasakan saat menerima manfaat program kemanusiaan gempa dan tsunami di Aceh. 

Di Save the Children, saya tergabung di tim yang mencari pendanaan internasional untuk program kita di Indonesia. Saya juga membantu langsung program adaptasi perubahan iklim Community-based Climate Change Adaptation (CBCCA) di Bandung yang bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan anak-anak dan komunitasnya dari dampak krisis iklim. 

Program ini meninggalkan kesan bagi saya. Melihat anak-anak yang antusias terlibat di program seperti penanaman pohon di sekolah dan lingkungan mereka, mendaur ulang sampah menjadi produk yang bermanfaat, tidak lagi membuang sampah sembarangan, dan mendapatkan pengetahuan yang baru terkait pentingnya isu perubahan iklim, hingga menerapkannya di kehidupan mereka sehari-hari. 

Ario (tengah) berfoto bersama peserta dan tim program Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bandung usai acara pengenalan aplikasi peringatan dini

5. Setelah berhasil mewujudkan mimpi bekerja di NGO, apa harapan kedepan? 

Saya memiliki harapan yang sangat besar untuk terus berkontribusi dalam menciptakan dampak positif bagi pembangunan, terutama bagi lebih dari 79 juta anak-anak Indonesia yang akan menjadi generasi penerus dan pemimpin masa depan. Sangat penting bagi kita semua untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pemenuhan hak dasar mereka, yaitu hak untuk hidup, mendapatkan perlindungan, tumbuh dan berkembang secara optimal, serta berpartisipasi aktif dalam masyarakat. 

Ke depan, saya ingin terlibat dalam lebih banyak program yang berkelanjutan dan inovatif, yang tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga membawa perubahan nyata bagi anak-anak dan komunitas mereka. Saya ingin terus belajar, berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta mengembangkan inisiatif yang berdampak luas bagi masyarakat. 

Selain itu, saya berharap dapat menginspirasi lebih banyak anak muda untuk terjun ke dunia kemanusiaan dan pembangunan. Saya percaya bahwa dengan semangat kolaborasi dan kerja sama yang kuat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih inklusif bagi generasi mendatang. 

Text: Fandi Yusuf, Ario Solanda
Photo: Purba Wirastama / Save the Children
scroll to top button