Isi dokumen menggambarkan pelaksanaan Emo-Demo sebagai salah satu pendekatan dalam program BISA. Emo-Demo adalah pendekatan komunikasi perubahan perilaku yang dikembangkan oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) yang didukung oleh Kementerian Kesehatan. Save the Children Indonesia melalui program BISA menerapkan metode Emo-Demo di 46 desa di empat kabupaten mitra untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku PMBA. Emo-Demo menyampaikan pesan dengan cara yang sederhana melalui metode interaktif, permainan, demonstrasi, dan eksperimen, serta bertujuan untuk menyentuh emosi ibu dan pengasuh baduta. Metode Emo-Demo juga berpotensi untuk dikembangkan agar dapat menyasar program stunting seperti dalam kelas ibu hamil untuk program penurunan stunting dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan
Semua Dokumen
Advokasi
Berdasarkan data studi pemetaan yang dilakukan Save the Children tahun 2022 kepada 250 siswa di enam kecamatan di Sumba Barat, sekitar 55% responden mengakui bahwa mereka memahami isu sosial yang ada di sekitar mereka. Sekitar 77% responden ingin membuat perubahan dan berkontribusi, tetapi mereka takut mendiskusikan ide mereka dengan orang dewasa.
Untuk mendukung anak dan orang muda dalam mewujudkan aspirasi membuat perubahan, Save the Children menginisiasi Program Inclusive Incubator for Young Changemakers atau i2Change. Program i2Change menyediakan ruang aman bagi anak-anak dan orang muda yang terdampak ketidaksetaraan dan diskriminasi untuk memimpin aksi perubahan dalam menyelesaikan isu-isu sosial di sekitar.
Save the Children percaya bahwa anak-anak dan orang muda dapat menjadi agen pembawa perubahan yang memberikan dampak positif bagi sekitar. Pendekatan yang dilakukan pada program ini mengacu pada tiga pilar, yaitu kesempatan yang setara, belajar dan praktik, dan gaungkan suara anak.
Kampanye
Buku ini merupakan kumpulan 20 pikiran terbaik anak dalam bentuk artikel, opini, tulisan puitis dan cerita pendek yang diseleksi dari 61 peserta kompetisi menulis. Secara umum tulisan buah pikiran anak dan orang muda menyampaikan keresahan, keprihatinan dan sekaligus kepedulian terhadap kondisi krisis ekologi yang terjadi di sekeliling mereka khususnya, maupun lingkungan pada umumnya. Para penulis pada umumnya berasal dari 4 desa wilayah intervensi yang berada di 3 kecamatan dan 10 sekolah. Bahkan mampu menarik minat seorang penulis yang berasal dari luar wilayah intervensi, yaitu Kabupaten Sumba Timur. Wilayah-wilayah intervensi ini merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerentanan terhadap risiko kekeringan, banjir, kebakaran hutan, tanah longsor dan cuaca ekstrem (BPBD, 2023).
Buku kumpulan tulisan karya anak dan orang muda hasil dari program bertema: “Remaja Berdaya Bumi Sehat dan Ceria”. Program ini dibiayai oleh BESTARI Save the Children Indonesia dan dilaksanakan oleh mitra Perkumpulan Stimulant Institute Sumba.
Advokasi | Laporan & Riset
Pemenuhan hak-hak anak tentunya perlu didorong oleh semua pemangku kepentingan, termasuk di antaranya adalah media massa. Media memiliki peran sangat penting dalam memperkuat suara dan/atau isu mengenai hak-hak anak, sekaligus mengadvokasi pihak terkait atau pengemban tugas (duty bearer) dalam mengupayakan masa depan lebih baik untuk anak-anak.
Buku elektronik Antologi Reportase Jurnalistik Berpihak Pada Anak merupakan bentuk perwujudan sinergi Save the Children Indonesia bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, untuk membawa obor harapan dan semangat baru untuk meningkatkan kapasitas jurnalis dalam mengarusutamakan isu pemenuhan hak-hak anak, serta memastikan pemberitaan dan peliputan semakin mengedepankan kaidah ramah anak.
Kesehatan & Gizi
Ringgo dan keluarganya akhirnya bisa menikmati fasilitas jamban bersama di dekat rumah. Begitu juga dengan Mahuyan, seorang tumenggung atau pemimpin adat, Yatno, seorang pengusaha warung, dan Annisa, yang meminjam dana dari VSLA untuk membangun jamban. Ada juga kisah Dini yang mendorong anggota VSLA untuk meminjam uang demi membangun jamban. Simak bagaimana program kami telah mendampingi masyarakat di desa-desa di Ketapang dalam meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat serta membangun fasilitas sanitasi yang lebih baik.
Ringgo and his family were finally able to enjoy shared latrine near their house. Likewise with Mahuyan, a traditional community leader, Yatno, a shop owner, and Annisa, who borrowed funds from the VSLA to build latrines. There is also Dini, who encourage VSLA members to borrow money to build latrines. Discover how our program has assisted villages community in Ketapang in improving clean and healthy living practices and building better sanitation facilities.