Dokumen berisi informasi mengenai bagaimana Program BISA menjawab masalah ketidaksetaraan gender dan inklusi sosial pada penanganan stunting. Studi kualitatif yang dilakukan menggunakan kerangka kerja Gender at Work. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan situasi ketimpangan gender yang memicu risiko stunting dan strategi serta kontribusi Program BISA dalam merespon tantangan yang dihasilkan dari ketimpangan gender di empat Kabupaten yakni di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang di Provinsi NTT.
Hasilnya, Program BISA berkontribusi terutama pada perubahan individual perempuan, khususnya pada peningkatan kemampuan dan kesadaran dalam mengatasi dan mencegah stunting. Meningkatnya pengetahuan menyebabkan meningkatnya partisipasi dalam kegiatan Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu dan advokasi dari kader ke pemerintah desa untuk penyebarluasan Emo-Demo, menghasilkan peningkatan akses ke layanan kesehatan berkualitas.
Selain itu, meningkatnya pengetahuan berasosiasi pada melemahnya kepercayaan dan mitos yang telah berkontribusi pada risiko stunting. Bahkan, peningkatan kemampuan dan kesadaran tersebut bersama dengan advokasi memicu kemunculan berbagai kebijakan baru untuk percepatan penurunan stunting. Studi ini merekomendasikan, antara lain, untuk integrasi Program BISA dengan program pemerintah, meningkatkan partisipasi laki-laki dalam pengasuhan anak serta pembentukan perilaku nutrisi keluarga yang optimal di rumah tangga, serta untuk meningkatkan partisipasi anak dan remaja yang berkualitas3 termasuk mereka yang disabilitas, dalam distribusi suplemen pencegahan anemia.