Cocoa Life Program bersama Save the Children telah melakukan pelatihan pembuatan sabun cair bagi para petani binaan pada Rabu, 11 November 2020 di Balai Pekon Sinar Baru Timur, Pringsewu, Lampung.
Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk memberi peluang usaha alternatif bagi warga petani dampingan, khususnya para pemuda dan perempuan. Dengan ketrampilan membuat sabun cair, mereka punya kemampuan untuk membuka usaha produksi sabun cair di rumah, misalnya.
Ditambah lagi dengan tingkat kebutuhan sabun cair yang semakin penting pada masa pandemi ini, peluang usaha itu semakin besar. Apalagi, bahan baku pembuatan sabun cair ini relatif mudah didapatkan di desa mereka, yaitu kulit kakao yang sebelumnya dianggap tidak bermanfaat.

Program Cocoa Life mengundang dua narasumber dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka/ICCRI), yaitu Ibu Ninik Kusmiarsih dan Bapak Hendy Firmanto yang membidangi bagian pasca panen. Ninik dan Hendy menjelaskan seluk beluk pasca panen kakao dan bagaimana kulit kakao bisa diolah menjadi bahan berguna.
“Dalam proses membuat sabun, terdapat dua bahan yang dapat digunakan yaitu minyak dan basa. Bahan basa kita peroleh dari olahan kulit kakao yang kita sebut dengan larutan KOH,” ujar Hendy.
Setelah pelatihan tersebut, peserta membawa pulang hasil sabun cair buatan mereka dan mencoba menggunakan produk di rumah.
Berikutnya, Program Cocoa Life akan memfasilitasi pelatihan yang sama di tingkat kelompok sesuai jadwal pertemuan dan para peserta pelatihan pertama akan menjadi mentor di sana. Tim Program Cocoa Life juga akan memberi dukungan penyediaan bahan-bahan kimia seperti SLS, EDTA, asam sirat, dan CAB yang tidak terlalu familiar bagi peserta.
Setelah rangkaian pelatihan ini, para peserta diharapkan dapat memahami dan memanfaatkan ketrampilan membuat sabun cair. Ini bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari maupun sebagai langkah awal membuka usaha komersial.