Save the Children Indonesia telah melakukan rangkaian lokakarya dengan berbagai pihak untuk mengembangkan rencana strategis organisasi periode 2022-2024. Lokakarya ini adalah bagian dari perjalanan untuk mewujudkan ambisi besar organisasi, bahwa pada tahun 2030, setiap anak mendapatkan hak untuk hidup, dilindungi, tumbuh kembang, dan berpartisipasi.
Lokakarya dilakukan secara berjenjang dan bertahap, melibatkan instansi pemerintah terkait, lembaga mitra, serta anak-anak selama periode bulan Februari hingga Maret 2021. Tahap pertama adalah lokakarya tingkat kabupaten/kota di mana program-program Save the Children diimplementasikan.
Tahap kedua adalah tingkat klaster atau regional yang meliputi Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Tahap ketiga adalah tingkat nasional. Lalu tahap keempat bersama Dewan Pembina Save the Children Indonesia dan anak-anak anggota Dewan Perwakilan Anak yang diwadahi dalam Children & Youth Advisory Network (CYAN).
Empat tahap lokakarya ini merupakan fase pertama dari proses penyusunan rencana strategis dan rencana kerja. Fokusnya adalah berpikir strategis dan jangka panjang, kemudian menentukan faktor-faktor yang bisa mendorong rencana strategis 2022-2024. Dalam dua fase berikutnya, Save the Children Indonesia melakukan pengembangan rencana kerja disertai dengan pengumpulan umpan balik untuk semakin menajamkan rencana.
Sejumlah pejabat publik dan anak-anak menyampaikan testimoni mereka atas proses pengembangan rencana strategis ini. Berikut beberapa kutipan dari lokakarya di Lampung.
Salsabilla Az Zahra (17), perwakilan anak dari Desa Sukoyoso, Kabupaten Pringsewu, Lampung:
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Save the Children karena dengan adanya program ini, saya mengetahui hak-hak dan kewajiban saya sebagai anak dan saya merasa terlindungi. Harapannya ke depan kami bisa didampingi agar bisa menjadi generasi penerus yang baik.
“Saya punya pesan tambahan mewakili anak yang hadir di sini, ‘Kami butuh dibentuk bukan dibentak. Kami butuh disayangi bukan dihakimi. Melindungi kami adalah prioritasmu. Kasih sayangmu adalah semangat hidup kami.”
Kepala Desa Sinar Baru Timur, Lampung, Totong Holidin:
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Save the Children yang telah membimbing kami, khususnya desa-desa binaan yang ada di tiga kabupaten: Pesawaran, Pringsewu, dan Tanggamus. Kami dibina mulai tahun 2016. Alhamdulillah, program ini memiliki banyak dampak. Beberapa di antaranya adalah terkait gender.
“Di desa kami, posisi laki-laki dan perempuan sudah setara terlihat dari keterlibatan perempuan yang hadir dalam Musrenbang 40% dan suara anak juga didengarkan dalam proses Musrenbang. Selain itu, ekonomi keluarga juga meningkat melalui kegiatan pemberdayaan kelompok perempuan yang berdampak pada pemenuhan tumbuh kembang anak.
“Terkhusus tentang perlindungan anak, sekarang sudah ada PATBM di desa-desa yang sudah terkoneksi dengan pemerintah desa sampai kabupaten untuk dapat menunjang kerja-kerja perlindungan anak. Program–program tersebut tidak lain adalah dampak dari dampingan dan program Save the Children selama ini.”
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pesawaran Binarti Bindang, S.Sos., M.IP:
“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi tingginya dan ucapan terima kasih setulus-tulusnya atas nama Pemerintah Kabupaten Pesawaran, khususnya Dinas PPA Kabupaten Pesawaran.
“Sejauh ini, kami tidak merasa sendiri. Kami memiliki mitra yang luar biasa dan oleh sebab itu ke depan, kami berharap kita dapat terus berkolaborasi dan juga lebih menciptakan inovasi-inovasi bagi tumbuh kembang anak dan juga memperjuangkan hak-hak anak karena kekerasan terhadap anak semakin marak. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih dan mohon ke depan Save The Children dapat membuat program-program lain yang luar biasa.”