Saena (70) pulang menuju ke rumahnya di Dusun Bojong usai mendapat vaksinasi COVID-19 di Balai Desa Cilumping, Dayeuhluhur, Cilacap. Ia berjalan bersama dua tetangganya, Marnah (60) dan Santi (53), yang juga baru mendapat vaksinasi.
Desa Cilumping merupakan daerah pegunungan yang berada pada ketinggian rata-rata 650 mdpl. Hampir 80% area di desa ini merupakan hutan negara.
“Rumah saya di balik bukit itu jang,” ungkap Saena seraya menunjuk sebuah bukit di kejauhan.
Untuk dapat tiba di rumahnya Saena harus berjalan melewati hutan, sawan, dan kebun dengan waktu tempuh hampir satu jam untuk tiba di dusunnya. Meski harus berjalan jauh, Saena, Marnah, dan Santi tetap terlihat santai sambil sesekali melemparkan canda.
Saena memiliki tiga orang anak yang sudah menikah dan tinggal terpisah darinya. Sehari-hari ia hanya tinggal bersama suami dan seorang cucunya. Sejak beberapa tahun lalu, suami Saena mengalami gangguan kejiwaan.
Siang itu Saena baru menerima vaksin dosis kedua. “Saya mau divaksin agar bisa sehat. Sebelumnya ada vaksinasi di Desa Cijeruk, sebelah desa saya. Namun saat itu saya sedang sakit, jadi tidak bisa divaksin,” ungkap Saena penuh semangat dalam Bahasa Sunda.
Meski secara administratif masuk wilayah Jawa Tengah, namun secara budaya Dayeuhluhur lebih dekat dengan budaya Sunda karena berbatasan langsung dengan Jawa Barat. Kuatnya budaya Sunda di Kecamatan Dayeuluhur ditandai dengan penggunaan Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari.
Desa Cilumping berada di ujung paling utara Kabupaten Cilacap, berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuningan di Jawa Barat. Jarak dari desa ke ibukota kabupaten sekitar 120 kilometer, yang dapat ditempuh dengan empat jam berkendara. Data tahun 2020 menunjukkan, desa ini dihuni oleh 886 jiwa, hampir setengahnya bekerja sebagai petani dan pekebun.
Pada 28 November 2022 lalu, AIHSP (Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan) melalui Save the Children dan Migrant Care, berkolaborasi dengan Puskesmas Dayeuhluhur I dan pemerintah desa, bersama komunitas adat Dayeuhluhur, Fatayat, dan Muslimat Nahdlatul Ulama, melakukan vaksinasi COVID-19 di Balai Desa Cilumping untuk mendekatkan layanan dan meningkatkan cakupan vaksinasi di Desa Dilumping.
Desa Cilumping dipilih karena lokasinya yang jauh dari fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan terdekat adalah Puskesmas Dayeuhluhur I yang berjarak sekitar 12 kilometer. Dibutuhkan waktu sekitar satu jam berkendara untuk mencapai Puskesmas karena akses jalan yang buruk dan rawan longsor.
“Kami di sini kalau sakit ringan ke bidan, tapi kalau berat baru ke Puskesmas karena jarak dari sini ke Puskesmas jauh,” ungkap Tarmi.
Meski banyak yang harus berjalan jauh, vaksinasi yang dilakukan di Balai Desa Cilumping disambut antusias oleh warga. Total ada 100 vaksin yang disediakan untuk kegiatan ini. Vaksinasi yang dilakukan dari pagi hingga siang tersebut berhasil menjangkau 38 warga dari Desa Cilumping dan sekitarnya.
Ceceng Rusmana, selaku ketua lembaga adat Desa Hanum yang juga penasihat adat Desa Cilumping sangat mengapresiasi kegiatan vaksinasi COVID-19 ini.
“Menurut saya, kegiatan ini sangat bagus karena kita jemput bola. Jadi vaksinator datang ke lokasi yang memang masyarakatnya memerlukan vaksin. Kita jangan berpikir masalah orangnya banyak atau tidak, tapi orang itu memerlukan atau tidak. Kan persoalannya di sana,” ungkap Ceceng.
Sinam Sutarno, selaku Vaccine Program Manager dari Migrant Care untuk Jawa Tengah mengatakan, ke depan ia akan mengajak organisasi masyarakat sipil di Cilacap untuk menjangkau lokasi lain yang jauh dari fasilitas layanan kesehatan di Kecamatan Dayeuhluhur.
“Harapannya semua masyarakat, baik yang dekat maupun yang jauh dari jangkauan, bisa tervaksinasi dan kita semuanya bisa segera keluar dari pandemi COVID-19,” ungkap Sinam.




