“Nanti setelah lulus saya maunya langsung kerja, tidak kuliah, supaya bisa mengumpulkan uang sendiri,” kata Tommy*.
Tommy, 18 tahun, adalah siswa kelas 12 di salah satu SLB di Jawa Barat. Dia memiliki dua saudara kandung dan tinggal dengan kakek dan neneknya karena kedua orang tuanya telah meninggal beberapa tahun lalu. Setiap hari setelah sekolah, ia membantu kakeknya yang berprofesi sebagai petani di kebun sayur. Dibandingkan teman-teman sebayanya di sekolah, Tommy termasuk anak yang cepat dalam mengingat dan membaca. Ia pernah memenangkan lomba literasi di daerahnya. Ia juga aktif dalam kegiatan Pramuka di sekolah.
Tommy adalah salah satu penerima manfaat Program Skills to Succeed (S2S) Save the Children. Ia tahu program ini dari sekolahnya. Ia sangat tertarik mengikuti program tersebut setelah gurunya menjelaskan bahwa program ini akan membantunya mendapatkan pengalaman magang. Gurunya mengajak Tommy dan teman-temannya untuk mempelajari beberapa materi soft skill seperti pengenalan diri, komunikasi efektif, dan cara mengatasi stres.
Tommy bercerita bahwa setelah mengikuti kegiatan ini, dia menyadari dirinya memiliki beberapa kebaikan, seperti “suka menolong, baik hati, jujur, disiplin”. Dia juga belajar cara berkomunikasi yang baik dan efektif.
“Komunikasi efektif enggak boleh banyak bergerak, enggak boleh banyak main handphone. Komunikasi yang bagus itu harus sopan, harus baik,” kata Tommy.
Selain itu, dia juga lebih memahami bagaimana cara dirinya mengatasi stres.
“Kalau stres, mencari kegiatan positif. Saya pernah stres. Mencari kegiatan yang positif seperti menyapu, mengelap, dan bersih-bersih rumah.” tuturnya.
Cerita Tommy menunjukkan bahwa ia telah belajar banyak dari pelatihan soft skill yang diberikan melalui Program S2S. Berikutnya, tim Program S2S juga menyiapkan Tommy untuk mengikuti kegiatan magang. Dengan pendampingan guru, Tommy diajak berkunjung ke sebuah tempat kerja di mana dia akan bekerja magang dan. Ia juga diajak bertemu dengan manajer tempat kerja tersebut.
“Di sana kerjanya bisa bersih-bersih, bisa melayani pelanggan, mengatur makanan, mengelap meja kursi, dan lain-lain,” ujar Tommy
“Kata pak manajer, kalau kerja harus jujur, disiplin, dan rajin. Kalau magang, harus berani, mau belajar, mau bertanya,” imbuhnya.
Tommy bersemangat menantikan magang. “Saya siap magang, saya berani,” ungkapnya.
Rencana ini mendapat dukungan dari keluarganya.
“Keluarga mendukung Tommy untuk magang. Tidak masalah jika dia magang sebagai petugas kebersihan,” kata bibinya.
Selain dukungan keluarga, rencana ini juga butuh dukungan dari tempat ia akan bekerja magang. Karena itu, program S2S memberikan penjelasan khusus kepada pihak manajemen dan staf tempat kerja tersebut. Setelah itu, Tommy dapat memulai program magangnya.
Menurut Tommy, program magang ini sangat cocok dengan rencananya.
“Saya pengin punya uang sendiri. Saya gunakan untuk modal tani ke kakek, untuk membeli kebutuhan sendiri, untuk menabung. Nanti setelah lulus, saya mau langsung kerja, tidak kuliah, supaya bisa mengumpulkan uang sendiri,” tutur Tommy. •
*) Nama disamarkan.