Save the Children Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan SHEEP Indonesia, didukung oleh Save the Children Korea dan Korea Financial Industry Foundation, menjalankan program Ketangguhan Masyarakat terhadap Banjir Berbasis Lanskap di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Sebagai bagian dari program ini, tim program mengadakan lomba mewarnai, membuat poster digital, dan membuat hasta karya yang melibatkan anak-anak pelajar SD, SMP, dan SMA guna meningkatkan kesadaran tentang bahaya banjir.
Anak-anak di Rancaekek sering menjadi kelompok paling terdampak dari bencana banjir. Tidak sedikit jumlah rumah dan sekolah terendam, yang menyebabkan kerugian dari sisi kesehatan, keamanan, ekonomi, dan pendidikan.
Acara lomba telah dilaksanakan pada 7 September 2024 di Bumi Perkemahan Kiara Payung. Anak-anak diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kampanye pengurangan risiko bencana dengan menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Pesan-pesan ini antara lain tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah, dan menanam pohon. Kampanye ini mendukung upaya non-struktural dalam program Ketangguhan Masyarakat terhadap Banjir Berbasis Lanskap (KMBL) di Rancaekek.
Sebelum lomba, tim terlebih dulu melakukan sosialisasi kepada peserta mengenai pentingnya upaya pengurangan risiko banjir. Dampak bencana banjir tidak hanya membawa kerugian bagi orang-orang dewasa, tetapi juga bagi orang muda dan anak-anak.
Beberapa pihak lain juga mendukung acara ini, termasuk Kwartir Ranting Kecamatan Rancaekek, komunitas Jaga Balai, serta Satuan Tugas Siaga Warga Rancaekek. Mereka berharap melalui kegiatan ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya upaya mitigasi bencana banjir akan meningkat.
“Kegiatan lomba mewarnai merupakan kegiatan yang disenangi oleh anak-anak juga untuk menambah semarak kegiatan kemah terpadu. Menambah pengalaman baru untuk anak-anak,” kata Kak Rita dari Kwarran Rancaekek.
“Peserta mendapat pembelajaran bermakna dan konseptual. (Kami) sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang luar biasa ini. Kami ingin lebih mengetahui dan mengenal program edukasi (tentang pengurangan risiko bencana). Menambah wawasan dan pengalaman,” ungkap Kak Ira dari Kwarran Rancaekek. •