Sandy (17) merupakan seorang siswa SMA yang lahir dan besar di sebuah desa di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Setelah ia mengetahui ada kegiatan Inclusive Incubator for Young Changemakers atau i2Change dari Save the Children Indonesia, ia langsung mendaftarkan diri. Awalnya ia tidak tahu seperti apa kegiatannya, tetapi teman-teman mendorong Sandy untuk ikut mendaftar bersama mereka. Di Sumba, kegiatan atau komunitas untuk anak-anak dan orang muda sangat langka sehingga mereka sangat bersemangat untuk bisa berpartisipasi pada kegiatan seperti i2Change.
Sandy bersama teman-temannya, Soleman dan Anjar, membentuk sebuah tim bernama Golden Scorpio. Tim Golden Scorpio berhasil lolos program i2Change dan dan dibekali kemampuan untuk menjadi agen pembawa perubahan di komunitasnya.
Ada tiga pilar pengembangan yang mereka dapatkan, yaitu Levelling the Field (kesempatan yang setara), Learning by Doing (belajar dan praktik), dan Amplifying the Voice (gaungkan suara anak). Pilar ini diterapkan dalam berbagai kegiatan.
Kegiatan diawali dengan tahap identifikasi masalah dan ide solusi (Solve-a-thon), dilanjutkan dengan forum publik untuk menyampaikan ide solusi (AMBIS Talk), hingga fase inkubasi untuk mempraktikan ide solusi (Inkubasi). Pada akhir program, Sandy, Soleman, Anjas, dan teman-teman peserta lainnya tampil dalam Pekan Raya Perubahan. Di sini, mereka mendapat kesempatan untuk berbicara di depan umum juga presentasi tentang proyek perubahan yang telah mereka lakukan.
Saat baru mengikuti kegiatan ini, Sandy dikenal sebagai anak yang pendiam dan pemalu. Jika diminta untuk menyampaikan pertanyaan atau pendapat, hanya sepatah dua patah kata yang ia sampaikan. Namun, ia sangat gigih berlatih public speaking dari teman-teman sebaya. Ia sering memperhatikan bagaimana cara teman-teman menyampaikan pendapat, masukan, maupun pertanyaan saat kegiatan i2Change berlangsung.
Sandy mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara di edisi kedua talkshow daring “AMBIS Talk” atau Anak Muda Baomong Inovasi. Saat menjadi pembicara di sesi ini, Sandy tampak lebih percaya diri. Ia lebih berani mengutarakan pendapat dan ide-ide.
Kemampuan Sandy dalam menyampaikan ide mendorongnya untuk mengangkat persoalan air bersih di desanya melalui i2Change. Dalam fase Solve-a-thon, peserta dibekali dengan pendekatan design thinking dalam mengidentifikasi masalah, menemukan ide solusi, dan menerapkan ide solusi pilihan. Soleman dan Anjar, teman grupnya, juga sepakat untuk mengangkat isu air bersih di desa. Soleman bercerita, ayahnya sampai pindah kampung lain karena kelangkaan air. Akhirnya mereka sepakat untuk menggali ide-ide solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan air di desa tersebut.
“Saya dan anak-anak lain selalu bantu timba air setiap pagi. Kami bawa dua dirigen kapasitas 5 liter dan harus berjalan 2-3 km dari rumah untuk sampai di mata air. Jalan ke mata air sangat licin dan berbatu. Jadi harus hati-hati sekali jalannya,” kata Sandy.
Sandy, Soleman, dan Anjar mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari tim Save the Children untuk merealisasikan ide pilihan mereka, yaitu membuat bak penampungan air. Dalam fase kegiatan i2Change berikutnya yaitu Inkubasi, mereka dilibatkan dalam perencanaan Program Air Untuk Sumba, salah satu program Save the Children bersama mitra, pemerintah, dan masyarakat di Sumba yang berfokus pada isu akses air bersih di desa. Penyediaan akses air bersih ini juga merupakan bagian dari Program BESTARI dan Program Sponsorship dari Save the Children.

Keterlibatan Sandy dan kawan-kawan merupakan salah satu bentuk partisipasi anak, khususnya inisiatif yang dipimpin oleh anak, dalam program-program Save the Children. Mereka mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Berkat ide dan usulan dari Tim Golden Scorpio, sekarang telah tersedia sembilan tugu kran air di dekat permukiman desa tersebut. Proyek instalasi akses air bersih ini dikerjakan pada Oktober 2022 sampai Maret 2023.
“Saya senang sekali, sekarang air sudah mengalir dari tugu (kran) air, tidak perlu jalan jauh untuk timba air. Tinggal pergi ke belakang rumah, air su (sudah) ada.”
Kini, masyarakat desa sudah bisa mengakses air bersih dengan mudah di dekat rumah mereka. Tidak hanya itu, warga desa juga mengenal Sandy sebagai pahlawan bagi desa karena berhasil membantu menghadirkan akses air bersih bagi mereka.
Sandy sangat berharap dengan adanya akses air baru ini, anak-anak dan ibu-ibu tidak lagi harus berjalan berkilo-kilometer jauhnya dan membeli air bersih lewat tangki.
Tentang Program i2Change
Berdasarkan data studi pemetaan yang dilakukan Save the Children tahun 2022 kepada 250 siswa di 6 kecamatan di Sumba Barat, 55% mengakui bahwa mereka memahami isu sosial yang ada di sekitar mereka dan 77% ingin membuat perubahan dan berkontribusi namun mereka takut mendiskusikan ide mereka dengan orang dewasa.
Untuk mendukung anak dan orang muda dalam mewujudkan aspirasinya membuat perubahan, Save the Children menginisiasi program Inclusive Incubator for Young Changemakers (i2Change). Program i2Change menyediakan ruang aman bagi anak-anak dan orang muda yang terdampak ketidaksetaraan dan diskriminasi untuk memimpin aksi perubahan dalam menyelesaikan isu-isu sosial di sekitarnya.
Pendekatan yang dilakukan pada program ini mengacu pada tiga pilar yaitu Kesempatan yang Setara, Belajar dan Praktik, dan Gaungkan Suara Anak. Dengan meningkatkan kapasitas anak-anak melalui pendekatan ini, Save the Children ingin mendorong anak-anak dan orang muda agar mereka menjadi agen pembawa perubahan yang berani memimpin proyek perubahan yang memberikan dampak positif bagi sekitarnya. Melalui program i2Change, anak-anak dan orang muda di Sumba berhasil memimpin proyek perubahan untuk menyelesaikan isu-isu sosial yang menyita perhatian mereka.
Tentang Program BESTARI
Program BESTARI merupakan sebuah inisiatif holistik yang digagas dan dilaksanakan bersama dengan masyarakat dan mitra lokal, termasuk anak-anak, pemerintah, lembaga non pemerintah lain, dan sektor swasta yang didukung oleh beragam donor (individu, perusahaan, lembaga), untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pembangunan dan bantuan kemanusiaan untuk membawa dampak berkelanjutan bagi anak-anak dalam skala yang lebih besar. Salah satu kegiatan program ini adalah dukungan di sektor WASH (water, sanitation, hygiene), khususnya pembangunan sarana air bersih di Sumba Barat dan Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.
Program Sponsorship
Program Sponsorship adalah inisiasi Save the Children di Sumba Tengah dan Sumba Barat sejak tahun 2014 dan akan berlangsung hingga tahun 2024. Misi program yang didanai para sponsor ini adalah untuk memenuhi hak anak atas kesehatan dan kesejahteraan serta memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk bertahan hidup, belajar, dan dilindungi. Program ini berupaya menjangkau 100.000 anak dan komunitas terkait anak selama 10 tahun program untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan anak-anak di kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah. Program ini memiliki lima sub-program utama, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Kesehatan dan Nutrisi di Sekolah, dan Pengembangan Remaja.