Bantuan untuk Iska* dan Anak-Anak dengan HIV Menghadapi Dampak Pandemi

Cerita Program

Dampak negatif dari Pandemi COVID-19 dirasakan oleh hampir seluruh masyarakat. Bagi anak dengan HIV/AIDS (ADHA) dampaknya terasa lebih berat. Berdasarkan data terakhir yang dihimpun Yayasan Victory Plus Yogyakarta, di Desember 2023, terdapat lebih dari 152 anak yang hidup dengan HIV di Yogyakarta.

Selain diskriminasi yang masih terjadi, ADHA juga mengalami beragam tantangan selama pandemi. Hidup dengan virus seumur hidup, akses layanan kesehatan berkelanjutan, kehilangan orang tua, asupan nutrisi, keberlangsungan pendidikan, penerimaan status HIV pada anak, dan stigma serta diskriminasi adalah beberapa di antaranya.

Deretan tantangan tersebut pun mempengaruhi ADHA, khususnya pada usia remaja, yang rentan mengalami beberapa risiko seperti kesehatan mental, kepatuhan pada pengobatan, penerimaan status, keberlangsungan pendidikan, stigma diri, hingga kesiapan dunia kerja.

Save the Children bekerjasama dengan Yayasan Victory Plus Yogyakarta melakukan upaya untuk mendukung ADHA menghadapi tantangan tersebut, terutama pada periode transisi pandemi COVID-19 ini. Melalui program ini, Save the Children dan Yayasan Victory Plus Yogyakarta melakukan peningkatan kapasitas orangtua, wali, atau pengasuh ADHA dalam pengasuhan ADHA. Selain itu juga melakukan upaya peningkatan kapasitas bagi bidan, perawat, dan kader kesehatan di 5 kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai HIV & AID. Terakhir pada Februari 2024, dilakukan bantuan nontunai yang ketiga bagi ADHA.

Secara total, 362 penerima manfaat berhasil dicapai dari seluruh kegiatan pada program. Total ini termasuk dari upaya peningkatan kapasitas dan juga ADHA yang telah mendapatkan bantuan nontunai sebesar Rp300.000,-. Bantuan diberikan berkala selama 3 bulan untuk biaya sehari-hari dan pendidikan.

Salah seorang anak, Iska* (12), bercerita bahwa bantuan yang didapat ia salurkan untuk ditabung sebagai pegangan jika ada kebutuhan darurat di sekolah. Hal tersebut ia lakukan karena sepeninggal ayah, ibu, dan adiknya karena AIDS ia kini hanya tinggal dengan kakek dan neneknya.

“Ingin menjadi orang sukses. Harapannya adalah Iska bisa sekolah sampai tinggi dan tidak hidup dalam kesusahan,” ujarnya.

Sementara itu Tima, ibu angkat dari salah seorang ADHA, melihat bantuan nontunai yang diberikan merupakan bukti nyata bahwa ia tidak sendiri merawat anak angkatnya yang menderita HIV. “Anak ku tidak sendiri, dan saya tidak merawat sendiri. Terimakasih, kami diperhatikan. Tidak takut lagi, jadi tahu banyak hal. Saya sangat bersyukur,” urai Tima.

Kini, setelah 8 tahun mengadopsi anak ADHA, Tima memutuskan ingin punya anak sendiri. Awalnya Tima merasa takut apakah anak kandungnya nanti akan tertular atau tidak. Kesimpulan tersebut muncul semata karena ketidaktahuannya. Tetapi setelah mengikuti sesi peningkatan kapasitas orangtua/wali/pengasuh ADHA, yang juga diberikan oleh Save the Children dan Yayasan Victory Plus Yogyakarta, Tima* pun memiliki pemahaman yang mendalam dan tidak memiliki kekhawatiran lagi. Ia bahkan sudah paham betul bagaimana kepatuhan pengobatan ADHA menjadi kunci sehat anak yang didukung.

“Dalam teknis penyaluran, kami secara bertahap mengundang penerima manfaat. Sementara bagi penerima manfaat yang mengalami kendala, kami antarkan bantuan melalui petugas lapangan. Pembelajaran baik yang kami dapatkan, kami bisa langsung tatap muka baik dengan anak, remaja ataupun orang tua/wali dari penerima manfaat sehingga bisa terjadi komunikasi dua arah. Kami (juga) mampu menggali beberapa hal terkait pelanggaran HAM yang juga mereka alami,” jelas Yan Michael, Wakil Direktur Yayasan Victory Plus Yogyakarta.

“Selain itu kami bisa melihat kondisi fisik dari penerima manfaat serta memberikan rekomendasi penunjang lainnya. Saat ini kami sedang menyusun PDM (Post Distribution Monitoring) bersama tim Save the Children dan akan kami lakukan maksimal 1 minggu setelah bantuan diterima,” imbuh Magdalena selaku Manajer Program.

“Ada 3 tujuan utama kami. Memberikan dukungan psikososial dan ekonomi, memberikan support untuk mendukunga kepatuhan ADHA dan remaja dengan HIV, serta memberikan dukungan penunjang pemenuhan nutrisi; transport ke layanan kesehatan; hingga support biaya pendidikan,” pungkas Wiwied Trisnadi, Senior Humanitarian Manager Save the Children.

Teks: Susmita Eka Putri
Foto: Yayasan Victory Plus Yogyakarta
scroll to top button